Jangan Sampai Anak Jadi Pecandu Gula, Orang Tua Harus Lakukan Ini

krumlovwedding.coman.cid, masalah Jakarta-das dari konsumsi gula yang berlebihan pada anak-anak lebih mengkhawatirkan. Ada kekhawatiran bahwa kandungan gula yang tinggi dalam makanan dan minuman dapat menyebabkan masalah kesehatan yang berbeda dari obesitas, diabetes hingga gigi.

Karena alasan ini, peran orang tua dalam pembentukan diet sehat sangat penting. Dokter anak Siska Mayasari Lubis, orang tua perlu menjelaskan model dan perilaku hidup sehat untuk mencegah anak -anak mengonsumsi kelebihan gula, yang dapat menyebabkan berbagai konsekuensi kesehatan pendek dan panjang kesehatan.

Siska mengatakan orang tua dapat melakukan sejumlah hal yang anak -anak tidak adiktif, seperti membatasi permen di rumah, untuk mengendalikan nutrisi bersama, dengan mengonsumsi kelebihan gula dan menekankan gaya hidup sehat. “Gaya hidup sehat tidak hanya cukup untuk mengurangi gula atau membatasi kalori. Tetapi ada kebutuhan untuk menekankan pendidikan aktivitas fisik. Berdasarkan rekomendasi CDC, anak -anak berusia 3 hingga 5 diharapkan secara fisik aktif sepanjang hari,” kata Siska dalam siaran pers (11/2024).

Mereka berharap orang tua dapat mendorong mereka untuk aktif ketika bermain anak -anak mereka, misalnya dengan melompat atau mengendarai sepeda roda tiga. Aktivitas fisik yang diharapkan memasuki usia 6-17 tahun dengan intensitas berat sedang selama 60 menit atau lebih setiap hari, termasuk aktivitas aerobik.

Dia mengusulkan untuk membatasi asupan gula, yang merupakan maksimum 10 persen dari total konsumsi energi. Dalam hal ini, mereka telah merujuk pada beberapa risiko pendek dan panjang karena peningkatan energi dan konsumsi gula yang berlebihan pada anak -anak dari gangguan mental hingga diabetes.

Asupan gula yang berlebihan dapat menyebabkan diabetes pada anak -anak dan orang dewasa, karena dapat menyebabkan penurunan resistensi insulin. Menurutnya, itu bisa menjadi awal dari beberapa penyakit kronis lainnya, termasuk: b. Sindrom metabolik, hipertensi, penyakit kardiovaskular, penyakit hati dan ginjal. “Lalu ada penyakit gastrointestinal, maka ada penyakit neurologis, maka itu dikaitkan dengan masalah mental dan tulang atau masalah ortopedi,” katanya. 

Menurut dokter, masalah seperti energi, lebih sedikit fokus dan pengurangan gigi berkurang dalam waktu singkat. Asupan gula yang berlebihan dapat mempengaruhi fungsi otak anak dan memicu perubahan neurokimia, katanya. Jalur otak kurang sensitif, katanya dan mengarah pada perilaku adiktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *