Jebolan Idol Rilis Single Beyond Fiction Suarakan Palestina

krumlovwedding.com, JAKARTA – Idola Indonesia yang turun pada tahun 2014, Hussain Al-Attas baru-baru ini merilis single terbarunya “Beyond Fiction”. Musisi yang kini tergabung dalam band Triad ini sengaja merilis single barunya dalam rangka peringatan satu tahun genosida Gaza, pada Oktober 2024.

Lagu berbahasa Inggris ini diciptakan oleh Helvi Tiana Rosa dan musiknya diciptakan oleh Jumpakustik. “Ini pertama kalinya saya menyanyikan lagu berbasis puisi. Pada Kamis (10/10/2024), Hussain mengatakan dalam siaran persnya: “Puisi dan lagu tentang Palestina sangat bagus dan kontekstual. “

Lagu “Beyond Fiction” merupakan salah satu dari lima soundtrack film Gaza karya Hakim Uramba yang akan dirilis awal tahun depan. Rencananya, sebagian keuntungan dari film yang diproduksi bersama oleh Kit Sefa dan Oki Setiana Devi itu akan disumbangkan untuk membantu rekonstruksi Gaza.

“Kami juga merilis single ‘Maafkan Kami Palestina’ yang dibawakan oleh Dasti Fatriani,” kata Helvi Tiana Rosa, produser film asal Gaza.

Selain Hussain dan Dasti yang sudah rilis di berbagai platform musik digital, ada beberapa lagu lain yang sudah dirilis. Helvi mengatakan, ada Donny Michael, Karnaam Garadasi dari Asma Nadia dan lagu highlightnya akan dirilis di Queen of Soundtrack.

Penembak musik Duki Dharmavan juga terlibat dalam film Gaza.

Lirik “Melampaui Fiksi”.

Mereka sendirian dalam buku sejarah.

Yang pertama menyiarkan genosida secara langsung,

Meski begitu, mereka dengan berani menggambarkan diri mereka sebagai korban.

Penindasan selama puluhan tahun mereka sebut konflik

Pembantaian menjadi pembelaan diri.

Pengungsi berlarian ke suatu tempat.

Rasa lapar dan haus

Truk ditangkap, dibom,

Mortar dan fosfor putih berjatuhan.

Laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi semuanya adalah teroris di mata mereka.

Dunia sedang menyerukan kemanusiaan. Mereka menyebutnya prasangka.

Kami terbangun karena terkejut setelah bertahun-tahun menelan kebohongan mereka.

Dari berita hingga panggung, dari bioskop hingga pusat perbelanjaan,

Seolah tidak ada yang bisa disalahkan pada negara adidaya tercinta ini.

Kata-kata apa yang tersisa dalam bahasa manusia kita?

Genosida ini menentang akal, imajinasi, puisi—bahkan skeptisisme fiksi.

Kamus kami menangis, kata-kata bersinar, rindu,

Jatuh ke dalam keheningan pikiran kita.

Sisanya diculik oleh penjajah fiktif abad ini.

Dan aku terhuyung, ragu, berlama-lama,

Menemukan kata-kata yang terkubur di bawah patah hati dunia

Di lautan syuhada Palestina.

Secercah harapan mencoba bangkit dari reruntuhan Gaza.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *