Jokowi Perlu Jadi Ketum Parpol untuk Kuatkan Posisi Tawar di Pemerintahan Prabowo-Gibran

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu menjadi ketua umum partai untuk mempertahankan posisi tawarnya di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka periode 2024-2029. Dengan cara ini, Jokowi tidak ditinggalkan atau diabaikan.

“Secara historis, sebagian besar Presiden Indonesia memimpin partai dan menjadi ketua partai setelah menyelesaikan masa jabatannya. Ibu Megawati dan Pak SBY adalah teladan bagi semua orang. “Mungkin termasuk Pak Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia Azhari Ardinal, Rabu (29/5/2024).

Apalagi, sebagian besar program pemerintahan Jokowi hingga saat ini belum terealisasi dan akan dilanjutkan pada pemerintahan berikutnya. Satu-satunya cara untuk memastikan program ini bisa terlaksana adalah dengan membantu kontrol pemerintahan Prabowo-Gibran melalui pengaruh terhadap partai politik.

“Memiliki Gibran (putra Jokowi) saja tidak cukup. Jokowi perlu memiliki partai politik untuk mengontrol berjalannya program pemerintah. Tanpa partai politik, partisipasi dan interaksi Jokowi tidak akan ada. Ingatlah bahwa partai politik merupakan bagian penting dalam pemerintahan hasil pemilu 2024 (Prabowo-Gibran), ujarnya.

Menurut Azhari, penolakan PDIP terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran membuat kehadiran Jokowi sebagai ketua umum partai semakin penting. Pasalnya, pemerintahan Prabowo-Gibran membutuhkan talenta politik Jokowi untuk menjaga dinamisme politik.

“Ide Jokowi menjadi ketua partai semakin mendesak karena PDIP akan memilih jalur oposisi. Prabowo-Gibran membutuhkan sosok Jokowi untuk menjaga dinamika kebijakan koalisi dan oposisi agar tidak mengganggu fungsi pemerintahan. Oleh karena itu, Jokowi pasti akan menjadi pengayom pemerintah, sementara PDIP menjadi oposisi, kata Azhari. dikatakan.

Selama ini beredar rumor bahwa Jokowi akan menjadi ketua umum partai politik yang ada, antara lain Partai Golkar, Partai Gerindra, PAN, dan Partai NasDem.

Ia yakin potensi yang dimiliki Jokowi hanya akan didukung oleh Gerindra dan PAN yang relatif sedikit oposisinya. Kedua partai secara terbuka menggelar karpet merah untuk keanggotaan Jokowi.

“Jokowi punya kemampuan untuk menjadi Ketua Umum Gerindra karena begitu Prabowo menjadi Presiden, maka Prabowo tidak bisa lagi menjabat sebagai Ketua Umum partai tersebut. Apalagi, semua orang tahu bahwa Prabowo meraih kursi presiden berkat dukungan Jokowi. Ya, itu semacam pertukaran, Prabowo jadi Presiden, Jokowi menjadi Ketua Umum Partai Gerindra, ujarnya.

“Ngomong-ngomong, Jokowi sangat dibutuhkan di PAN karena setelah Amien Rais keluar, tidak ada lagi tokoh politik yang tersisa di partai ini. PAN, Presiden dua periode, membutuhkan pengalaman dan keterampilan Jokowi untuk memenangkan pemilu dan mengoptimalkan dukungan publik. Menjadikan Jokowi sebagai Ketum PAN atau Ketua Dewan Pertimbangan Partai akan menambah daya tarik PAN. Setidaknya bagi pendukung Jokowi non-partai, kata Azhari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *