Kawan Jadi Lawan, Kenapa Iran Memusuhi Israel?

NAN – Iran dan Israel telah lama menjalin hubungan dekat. Namun, situasi tersebut berangsur-angsur memburuk hingga saat ini.

Baru-baru ini, Iran melancarkan serangan udara terhadap Israel. Tindakan ini diyakini merupakan respons atas serangan terhadap konsulat Iran di Suriah beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, sering terjadi ketegangan antara Iran dan Israel. Padahal, jika merujuk sejarah, kedua negara dulunya pernah bersahabat. Lantas, mengapa Iran kini membenci Israel?

Mengapa Iran membenci Israel?

Hubungan antara Iran dan Israel sangat baik, setidaknya hingga terjadinya Revolusi Islam ketika Ayatollah memerintahkan perebutan kekuasaan di Teheran pada tahun 1979. Sebelumnya, mereka adalah salah satu negara Islam pertama yang mengakui dan berdirinya Israel.

Mengomentari Aljazeera TV pada Jumat (19/4/2024), keadaan mulai berubah ketika Mohammad Mosaddegh menjadi perdana menteri Iran pada tahun 1951. Saat itu, ia merupakan pionir kembalinya ulama yang sebelumnya menduduki ekspor minyak negara tersebut Inggris. .

Dalam salah satu upayanya, Mosaddegh memutuskan hubungan dengan Israel. Pasalnya, Tel Aviv dinilai mampu memenuhi kebutuhan Barat di wilayahnya.

Ketika pemerintahan Mosaddegh digulingkan pada tahun 1953, situasi kembali berubah. Presiden yang pernah dikenal sebagai sahabat Barat itu kembali berkuasa.

Akibatnya, Israel mendirikan kedutaan besarnya di Teheran. Kemudian keduanya bertukar duta besar pada tahun 1970-an.

Tak hanya diplomasi, hal ini juga berlaku pada hubungan perdagangan dan keamanan. Seringkali situasinya berubah lagi.

Pada tahun 1979, Shah digulingkan dalam sebuah revolusi. Ini juga merupakan kelahiran Republik Islam Iran yang baru.

Ayatollah Khomeini menjadi pemimpin revolusi. Ia membawa pandangan dunia baru yang menyebarkan Islam dan menantang kekuatan dunia yang “sombong” termasuk Israel dan Amerika Serikat.

Israel disebut “Setan Kecil”, sedangkan Amerika disebut “Setan Besar”. Setelah itu, Iran memutuskan semua hubungan dengan Israel.

Sejak itu, Iran menjadi pendukung utama rakyat Palestina. Sebaliknya, mereka menganggap Israel sebagai musuh terbesar mereka.

Dalam aktivitasnya, Iran juga mendukung jaringan “Resolusi Perlawanan” yang mencakup kelompok politik dan bersenjata di banyak negara. Termasuk juga Palestina.

Setelah itu, sering terjadi ketegangan antara Iran dan Israel. Namun, keduanya jarang terlibat dalam pertarungan langsung, malah menggunakan pertarungan mereka sendiri.

Kekhawatiran bertambah ketika diketahui Iran sedang mengembangkan program nuklir. Israel, yang bersekutu dengan Barat, tidak pernah berjanji mengizinkan Teheran membuat bom nuklir.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *