Kenapa Israel Tidak Masuk NATO? Ini 3 Alasannya

TEL AVIV – Mengapa Israel tidak bergabung dengan NATO? Pertanyaan seperti itu mungkin terlintas ketika melihat kedekatan Israel dengan negara-negara anggota NATO seperti Amerika Serikat.

Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) adalah salah satu aliansi militer terbesar di dunia. pada tahun 1949 4 April NATO sudah memiliki 32 anggota, dan Swedia adalah anggota terbaru.

Dalam hal hubungan, negara-negara anggota NATO memiliki hubungan dekat yang positif dengan Israel. Beberapa di antaranya bahkan sudah menjadi mitra strategis, seperti Amerika Serikat.

Berdasarkan hubungan ini, mengapa Israel tidak bergabung saja menjadi anggota NATO? Inilah alasannya Anda bisa mengetahuinya.

Mengapa Israel Tidak Harus Bergabung dengan NATO 1? Kesulitan memenuhi persyaratan permohonan keanggotaan NATO memiliki standar status organisasinya sendiri. Negara yang ingin bergabung harus memenuhi persyaratan tertentu.

Menurut situs resminya, NATO telah menetapkan beberapa syarat. Hal ini termasuk sistem politik demokratis yang beroperasi berdasarkan ekonomi pasar, perlakuan adil terhadap kelompok minoritas, komitmen terhadap penyelesaian konflik secara damai, kemampuan dan kemauan untuk berkontribusi secara militer pada kegiatan NATO, dan komitmen terhadap hubungan sipil-militer yang demokratis.

Melihat kondisi di atas, nampaknya Israel akan mencapai beberapa hal. Terutama dalam hal penyelesaian konflik secara damai.

Selain itu, proses bergabung dan menjadi anggota baru memerlukan persetujuan anggota lama. Kemungkinan besar perjanjian ini juga akan ditolak oleh negara-negara anggota yang pro-Palestina seperti Turki.

2. Lokasi Tidak Penting Alasan lain mengapa Israel kesulitan menjadi anggota NATO adalah lokasinya. Seperti yang Anda ketahui, NATO sendiri adalah Pakta Pertahanan Atlantik Utara.

Gagasan ini menghalangi Israel untuk menjadi anggota. Pasalnya, letak negara Yahudi tersebut tidak dekat dengan Atlantik Utara.

3. Potensi konflik besar Selain itu, masuknya Israel juga bisa mendorong NATO ke dalam konflik besar. Termasuk kemungkinan terjadinya perang besar.

Dalam organisasinya, NATO menganut prinsip bahwa ketika anggotanya diserang, maka serangan tersebut diartikan sebagai serangan terhadap NATO. Artinya seluruh anggotanya berhak membela diri dan melawan penyerang.

Israel, sebaliknya, memiliki sejarah konflik, termasuk dengan Hamas dan kelompok ekstremis lainnya. Jika mereka menjadi anggota baru, mantan anggota NATO juga terpaksa berperang melawan musuh agresif Israel.

Akibatnya, skala konflik akan semakin meluas. Selain itu, anggota NATO lainnya juga mungkin menjadi target tambahan musuh-musuh Israel.

Demikian ulasan mengenai alasan Israel tidak bergabung dengan NATO.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *