Keren, Anak Driver Ojol Ini Jadi Lulusan Terbaik dan Diterima di 9 Kampus Terbaik Dunia

JAKARTA – Putra pengemudi ojek online (Ojol) Farhan Agus Fardianshah ini menjadi inspirasi karena tak hanya menjadi lulusan terbaik di sekolahnya. Namun karena keterbatasan finansial, ia mampu masuk ke 9 universitas terbaik dunia.

Farhan merupakan lulusan berprestasi dari SMA CT Arsa Foundation Sukoharjo Jawa Tengah. Dia adalah seorang Ojolddriver bernama Zaky Ryan Isnaini dan nama ibunya adalah Leah Diana.

Dapatkan diterima di 9 kampus terbaik di dunia dan investasikan hati Anda di Australia!

Meski berasal dari keluarga sederhana, Farhan berhasil masuk tidak hanya di satu universitas, melainkan sembilan universitas ternama di luar negeri. Kabar ini menjadi kebanggaan sekaligus penyemangat bagi keluarga tercintanya.

Baca Juga: Luar Biasa, Lulusan SWA 100% Diterima Kampus Kelas Dunia

Setelah melalui banyak pertimbangan, Farhan akhirnya memilih kuliah di luar negeri di University of Sydney, Australia. Di negeri kanguru, Farhan menyelesaikan studinya di bidang teknik elektro.

Insya Allah saya akan kuliah di University of Sydney di Australia pada Juni mendatang, kata Farhan dalam siaran pers yang dikutip, Jumat (31 Mei 2024).

Sangat tertarik dengan tongkat tanda

Ia sangat tertarik dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sejak kecil sehingga ia memilih mengambil jurusan teknik elektro. Hobi masa kecilnya adalah memperbaiki komputer dan perangkat elektronik yang rusak.

Baca Juga: Anak Petani Kool!Brebs Masuk 13 Universitas Terbaik Dunia

“Jadi menurut saya teknik elektro adalah hal yang tepat bagi saya,” kata Farhan.

Saya suka berpartisipasi dalam kompetisi sains

Farhan mengaku awalnya tidak pernah membayangkan kuliah di universitas luar negeri. Ketertarikannya untuk belajar ke luar negeri pertama kali muncul setelah mengikuti berbagai kompetisi ilmiah.

“Namun seiring berjalannya waktu, saya mulai lebih sering mengikuti Olimpiade dan tertarik untuk belajar di luar negeri,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah memberinya kesempatan mendapatkan pendidikan berkualitas secara gratis. Selain belajar dari guru-guru terbaik, jiwa bersaing Farhan juga terasah semasa duduk di bangku SMA.

Baca Juga: Setelah diterima di 5 kampus terbaik dunia, Phila memutuskan memilih University of British Columbia

“Saya mendapat banyak kesempatan untuk mengikuti kompetisi seperti OSN dan berbagai universitas, untungnya saya bisa mendapatkan beberapa pemenang bahkan ada yang menjadi finalis,” ujarnya.

Penilaian dan dukungan orang tua

Ayah Farhan, Zaki, tidak pernah menyangka anaknya akan bersekolah di luar negeri. Apalagi, kondisi keuangan keluarga saat itu sedang terpuruk. Usaha Zeki bangkrut, asetnya habis dan rumahnya disita oleh bank.

Namun kesulitan keuangan tidak menyurutkan semangat Zaki dan istrinya Farhan untuk memberikan pendidikan terbaik. Mereka mengirim Farhan ke sekolah menengah pertama negeri dan mendorongnya untuk berprestasi agar bisa diterima di Sekolah Menengah Atas CT Earth Foundation.

Ibu Farhan, Rhea Cherul, terinspirasi dari biografi Tanjung ‘Anak Singkong’. Dia ingin Farhan sukses dan membantu orang lain.

Baca Juga: Daftar 10 Universitas Terbaik di Dunia untuk Belajar di Luar Negeri

“Saya ingin Farhan bisa membantu anak-anak kurang mampu seperti CT,” kata Riya.

Leah pun mendorong anak-anaknya untuk terus memacu prestasinya. Farhan tidak pernah diminta menjadi juara, namun diminta bekerja sekeras mungkin.

“Harus berusaha semaksimal mungkin. Kalau mau masuk universitas harus mencari beasiswa karena orang tua tidak mampu,” ujarnya.

Tekad ibunya dan semangat Farhan membuahkan hasil. Farhan berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk belajar di luar negeri.

Selain Farhan, dua siswa lainnya juga menjadi lulusan SMA berprestasi. Ia pun mampu mendapatkan beasiswa ke universitas bergengsi di luar negeri.

Muhammad Satrio Venning, putra seorang sopir truk tangki, telah diterima di Universitas Wageningen dan Sekolah Penelitian di Belanda dan berencana mempelajari ilmu lingkungan.

Sementara itu, Mochamad Fajr Maulana Siddique yang ayahnya bekerja sebagai pedagang mie di Toprak berencana melanjutkan studi teknik sipil di University of Sydney.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *