Ketua AEI dan ISEI Sambut Positif Banyaknya Anak Muda Gemari Golf

Direktur Jenderal Asosiasi Eksportir Indonesia (AEI) Armand Wahidi Hartuno dan Direktur Ikatan Ekonom Indonesia (ISEI) Jakarta Anarno Dajadi menyambut baik sejumlah anak muda yang menyukai golf. Keduanya menilai pandemi Covid-19 menyebabkan generasi muda tertarik bermain golf.

AEI dan ISEI menyelenggarakan turnamen golf yang akan diadakan pada hari Minggu tanggal 5 Mei 2024 di Lapangan Golf Rankamiya. Ini merupakan turnamen kedua setelah tahun lalu digelar di BSD, Sarpong.

Sementara itu, Armand Wahidi Hartun menjelaskan tujuan diselenggarakannya turnamen golf AEI-ISEI untuk mempererat tali persaudaraan antara pelaku pasar modal dan kelompok ekonomi. Dikatakannya, selain memperkuat kerja sama, tujuan utama Indonesia adalah pembangunan.

“Turnamen ini akan diikuti seluruh anggota, jadi memang untuk mempererat tali persaudaraan, sebagai ekosistem dari semua kalangan pasar modal dan perekonomian, semua harus saling mengenal dan semampunya. Pelanggan dan pemasok bisa saling berkomunikasi. Kami juga bermitra dengan regulator. Ada sesuatu yang mungkin menyulitkan diskusi langsung dalam waktu lama tentang bagaimana kami dapat membantu pembangunan Indonesia.” 5/2024).

Pria berusia 48 tahun ini berharap golf menjadi olahraga besar di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan, yang memberikan banyak manfaat dan dampak bagi generasi muda yang menggemarinya. Armand Wahidi Horton juga meyakini banyak anak muda yang bermain golf pasca pandemi Covid-19.

“Golf meledak sejak Covid, terutama di kalangan anak muda, tiba-tiba meledak, karena jarak sosial menjadi olahraga yang berkali-kali lipat lebih besar pasca-Covid. Mudah-mudahan dalam 10 tahun ke depan akan menjadi olahraga yang hebat dan memang begitu, ” dia berkata. , “olahraga yang sangat menuntut, bagus untuk pelatihan mental, kesehatan dan membangun hubungan sosial.”

Senada dengan komentar Armand Wahidi, Anarno Dajadi pun menyambut baik sejumlah anak muda pecinta golf. Meski demikian, diakuinya Indonesia masih kekurangan pegolf handal yang mampu bersaing di tingkat nasional dan semua harus banyak belajar.

“Secara profesional tentunya kita harus banyak belajar dari kompetisi internasional. Kita masih belum memiliki pemain golf seperti bulu tangkis atau sepak bola yang sangat berpengalaman di bidangnya. Jujur saja, kita masih memiliki pegolf terbaik.” atau saya gagal secara global,” ujarnya

“Khususnya anak muda, karena mungkin kemarin banyak yang di rumah karena wabah, jadi kenapa lebih baik turun ke garis start. Saya juga heran kalau sekarang lapangan golfnya banyak anak muda. , Saya suka itu. ” Saya ingin tampil di turnamen-turnamen atau “Olahraga golf ini merupakan hal yang baik bagi perkembangan permainan golf di Indonesia.”

Sementara itu, Direktur Eksekutif Turnamen Golf AEI-ISEI Augustian R. Parthavijaja tidak menutup kemungkinan turnamen tersebut dibuka untuk umum. Meski demikian, ia meyakini ada banyak hal yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan atau brand agar dapat menyelenggarakan turnamen golf yang dapat diikuti oleh masyarakat umum.

“Iya, kalau dulu perusahaan umumnya menyikapi sifat permasalahannya dengan program kinerja. Padahal, kalau AEI punya banyak anggota sebagai perusahaan, kalau bisa itu persoalan umum. Tentu kita bisa bicara dengan pihak-pihak yang terkait. perusahaan atau mereknya, jadi misalnya merek yang bersangkutan bisa dihubungi,” kata Agustin R. Partwayjaja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *