Kisah Arya Damar, Ahli Mesiu Kerajaan Majapahit yang Menaklukkan Bali

Kerajaan Majapahit berhasil menaklukkan Bali pada masa pemerintahan Gajah Mada. Setelah kekalahan Bali, Majapahit menyerahkan kendali atas Bali kepada saudaranya Arya Damar, yang membantu menaklukkan wilayah Bali.

Arya Damar adalah manajer atau orang yang diberi wewenang untuk mengelola pemerintahan daerah Bali. Kakak beradik Arya Damar, seperti Arya Kenceng, Arya Kutawandira, Arya Sentong dan Arya Belog.

Arya Kenceng, memimpin saudara-saudaranya untuk memerintah Bali di bawah kekuasaan Majapahit.

Sejak saat itu Kerajaan Bali selain menjadi bagian dari kerajaan Majapahit juga banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa, sebagaimana dijelaskan dalam “Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri”.

Dalam Canto 14 Nagarakretagama yang disusun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk sekitar tahun 1365 M disebutkan beberapa tempat di Bali yang merupakan tempat rendahnya Majapahit, yaitu Beprior dan Lwa Gajah yang dikenal dengan nama Goa Gajah.

Ibukota Majapahit di Bali didirikan di Samprangan dan kemudian Gelgel. Sepeninggal Raja Hayam Wuruk pada tahun 1389 M, Majapahit lambat laun memasuki masa kemunduran yang dipicu oleh konflik.

Kemudian terjadilah peperangan antar anggota kerajaan untuk memperebutkan takhta, termasuk pertempuran Paregreg. Namun pada gejolak tahun 1468 M, kedua dinasti penerus Majapahit bentrok.

Pangeran Kertabhumi menyerang Raja Singhawikramawardhana. Kertabhumi berhasil menguasai Trowulan, ibu kota Majapahit. Kemudian Raja Singhawikramawardhana yang kalah mendirikan Daha (ibu kota lama Kadiri).

Oleh karena itu, pada saat itu Majapahit terbagi menjadi dua; Majapahit Timur dan Barat. Singhawikramawardhana digantikan oleh putranya Ranawijaya atau dikenal sebagai Girindawardhana pada tahun 1474 M, yang memerintah dari Daha.

Demi mempertahankan pengaruh dan kepentingan ekonomi Majapahit, Raja Kertabhumi memberikan hak berdagang kepada para saudagar muslim di pantai utara Jawa, sehingga membuka jalan bagi penguatan Kesultanan Demak yang dibangun pada dekade-dekade berikutnya.

Kebijakan ini berhasil meningkatkan kekayaan dan pengaruh Majapahit, namun juga melemahkan agama Hindu-Budha sebagai agama utama Majapahit, seiring dengan penyebaran Islam yang pesat dan bebas di Pulau Jawa.

Majunya Islam dan melemahnya agama Hindu-Budha menjadi keluh kesah umat Hindu-Buddha. Oleh karena itu, umat Hindu Buddha mendorong Ranawijaya untuk mengalahkan Prabu Kertabhumi atau Bhrawijaya V.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *