Kisah Persahabatan Kerajaan Sunda dan Majapahit sebelum Perang Bubat Pecah

Jauh sebelum konflik dengan Kerajaan Majapahit pasca Perang Bubat, masyarakat Sunda mempunyai hubungan yang baik. Baik yang berkomunikasi bahkan pendiri kerajaan Majapahit, orang Sunda, adalah keturunan tanah tersebut.

Raja Sunda Dharmasiksa ke 24 Prabu Sanghiang Wisnu mempunyai seorang putra bernama Rakriyaan Jayadharma yang tinggal di Pakuan Sunda. Berdasarkan penelusuran beberapa sumber sejarah, Rakrian Jayaderma merupakan menantu Mahisa Kampka asal Singasari Jawa Timur yang menikahkan putrinya dengan Dayah Lembu Tal.

Dari pernikahannya dengan Dayah Lembu Tal Rakriyaan Jayadharma dikaruniai seorang putra bernama Nararia Sangramavijaya, Daya Vijaya atau Raden Vijaya, lahir di Pakuan. Sejak Jayadharma meninggal di usia muda, Lambu Tal dan Nararia Sangramavijaya kembali naik takhta.

Menurut “Perang Bubat 1279 Saka: Mengungkap Fakta Kerajaan Sunda vs Kerajaan Majapahit”, pendapat Nararia Sangramavijaya (Jaka Sesuruh) kelahiran Pajajaran (Sunda) juga dikemukakan oleh para sejarawan Jawa. Menurut artikel tersebut, Jaka Susuruh, keturunan Jayadharma, merupakan pewaris sah takhta Sunda.

Namun setelah Jayadharma pergi, Jaka Sesuruh belum siap menjadi raja di Sunda melainkan di Majapahit. Semasa di Singhasari Nararia Sangramavijaya atau Jaka Sesuruh bertugas di Keratnagara. Melalui Keratnagara Narya Sangramavijaya menikahkan keempat putrinya, Sri Tribhuvaneswari, Narendraduhita, Prajnyaparamita dan Gayatri. Melalui pernikahan, ikatan kekeluargaan antara Sudani, Singhasari, dan Majapahit semakin diperkuat.

Sedangkan hubungan Sunda Galuh dengan Majapahit terjalin ketika Raden Wijaya merupakan putra keluarga kerajaan Sunda menikah dengan Dayah Lembu Tal dari Singasari atau putra Mahisa Kampka. Raden Wijaya akhirnya mendirikan kerajaan baru dan bertahta di Majapahit, kerajaan baru yang didirikannya.

Keratnagara dari Singasari memahami misi tersebut, Malaya berteman dengan kerajaan Dharmasraya (Melayu). Saat itu Kertak mengirimkan patung Ampaosa kepada Raja Dhammaraja.

Pada saat yang sama, Raja Dharmaraja menyerahkan kedua putrinya, Dara Jinja dan Dara Patak, untuk menghormati mereka. Dara Jinga menikah dengan Mehsa Nabarang. Dara Petak menikah dengan Naraya Sangramavijaya.

Dari pernikahan Nararia Sangramavijaya (Sunda, Singhasari) dan Dara Petak (Dharamsaray), Sunda, Singhasari dan Dharmasaray menjadi dekat. Karena Nararia Sangramavijaya kelak menjadi raja Majapahit; Hubungan antara Sudan, Dharamsaray dan Majapahit kemudian berjalan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *