Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa

Lombok Timur. Seorang perempuan bernama Ernie Srianti (37) telah menguasai perubahan hidup. Ia merupakan guru honorer dengan gaji Rp 650 ribu. Setiap hari ia menghadapi tugas mengajar anak-anak di pulau-pulau paling terpencil di Indonesia.

Setiap pagi, Ernie tiba di Talong – Ilong Pir, Kecamatan Jerawaro untuk mengajar di SDN 1 Sato Atap Pulau Marangak, Kecamatan Kerawak, Lombok Timur, NTB. Ada kapal feri khusus di dekat dermaga untuk mengangkut guru.

Ernie dan rekan-rekannya hanya membutuhkan waktu 15 hingga 20 menit untuk mencapai dermaga terapung di Pulau Maringkick dan mencapai sekolah tempat ia mengajar 16 tahun lalu, ketika ia diangkat menjadi guru emeritus pada tahun 2008.

Tak hanya itu, di SD yang ia ajar, terdapat dua orang guru yang masih berstatus honorer, dan 4 orang guru kelas SMP. Ernie berangkat mengajar dari rumahnya di Desa Montong Belai, Kabupaten Kerok. Setiap pagi mereka berangkat ke sekolah di tepi laut.

Selalu tekun, meski sering menghadapi cuaca buruk di sepanjang perjalanan. “Iya setiap hari seperti itu, sudah 16 tahun lima bulan saya mengajar pada tahun 2008,” kata Ernie kepada iNews Media Group, Jumat (26 April). /2024).

Perjuangan Ernie sebagai guru emeritus yang mengajar di pulau terpencil penuh dengan pasang surut dan tantangan. Pada awal studinya hanya digaji sebesar 100.000 rupiah selama tiga bulan, gajinya baru bertambah setelah mendapat SK Bupati pada tahun 2019.

“Pernah kapal kami terbalik. Itu terjadi tahun 2013 dan 2014 karena cuaca buruk. Untung kami masih selamat,” ujarnya.

Ernie adalah wanita tangguh. Dia adalah salah satu orang tua, perempuan kepala keluarga. Ernie menceraikan suaminya pada tahun 2016. Dia juga berjuang untuk menghidupi kedua putrinya.

Ia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari berjualan kue di sekolah hingga kerja paruh waktu.

“Dari segi gaji memang belum cukup, tapi kami tetap bersyukur. Dulu saya berjualan kue di dapur sekolah dan untuk anak-anak di sekolah, tapi saya berhenti dan sekarang saya bekerja serabutan seperti menyetrika baju. Dan ada tetangga yang juga butuh bantuan,” lanjut Ernie.

Ia berharap para guru, khususnya guru honorer seperti dirinya, mendapat perhatian dari pemerintah, khususnya dalam hal jaminan sosial. Ia mengaku beberapa kali mencoba peruntungan dengan memberikan ujian PPPC, namun gagal.

Ernie masih menunggu Perpanjangan SK Bupati karena SK Bupati tahun 2023 sudah habis masa berlakunya dan memang terus diperbarui setiap tahunnya. “Iya, semoga cepat berangkat pak. Guru-guru terhormat seperti saya di luar pulau bisa menjaga kesejahteraannya,” harapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *