Kisah Tragis di Balik Kejayaan Majapahit: Bencana Alam, Kelaparan, dan Kematian Hayam Wuruk

Konon kerajaan Majapahit sedang dilanda bencana kelaparan. Konon kelaparan ini merenggut nyawa manusia. Kelaparan konon terjadi setelah Raja Hayam Wuruk turun tahta dan menyerahkan tahtanya kepada Wikramawardhana, 1390-1428.

Pasca jatuhnya Hayam Wuruk, Majapahit dikabarkan mengalami serangkaian bencana alam, pemberontakan, dan peperangan. Peristiwa yang pertama tentunya adalah perang saudara pertama di Majapahit antara Wikramawardhana dari Majapahit Barat dan Bhre Wirabhumi dari Majapahit Timur pada Perang Paregreg tahun 1404.

Gejolak perang Paregreg tidak hanya mengakibatkan hilangnya harta benda, aset, dan nyawa. Faktanya, kerajaan Majapahit mengalami kerugian yang sangat besar. Kutipan Mahapatih Gajah Mada Hitam Putih menyebutkan bahwa beberapa wilayah Majapahit di luar Pulau Jawa satu per satu melepaskan diri.

Di sisi lain, pemerintahan Wikramawardhana berhutang budi kepada Kaisar Tiongkok Dinasti Ming saat itu. Hal ini terjadi karena 170 anak buah Cheng-ho tewas dalam invasi Majapahit Timur. Padahal saat itu Cheng-ho adalah duta besar Jawa.

Menurut kronik Tiongkok yang ditulis oleh Ma-huan (sekretaris Cheng-ho), Wikramawardhana harus membayar denda sebesar 60.000 tahil kepada kaisar. Namun hingga tahun 1408 Wikramawardhana hanya mampu mencicil 10.000 tahil. Karena kasihan, Dinasti Ming melepaskan utangnya.

Selain Perang Bubat, Perang Paregreg, dan kudeta yang menggambarkan gejolak politik di Majapahit, beberapa bencana juga muncul pada masa kemunduran kerajaan di bawah Wikramawardhana pada tahun 1390 hingga 1428.

Kelaparan merupakan salah satu musibah yang menyebabkan pada tahun 1427 suami Tribhuwana Tunggadewi atau ayah Hayam Wuruk yang pernah menjadi raja, Bhre Tumapel atau Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal dunia.

Rentetan bencana alam diawali dengan gempa bumi dan letusan gunung berapi pada masa pemerintahan Dyah Kertawijaya (1447-1451). Pada masa pemerintahan Dyah Kertawijaya, Majapahit juga diwarnai dengan terbunuhnya warga Tidung Gelating yang dilakukan oleh Bhre Paguhan (putra Bhre Tumapel).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *