Republika.co.id, pemerintah negara bagian Jakarta-Jakarta (Pemplov) membayar Jakarta Smart Education Assistance Fund (KJP) pada hari Kamis (20/20/2025) kepada 707.622 siswa. Jumlah penerima KJP meningkat menjadi 100.000 dibandingkan dengan pencarian KJP 2024 Fase II.
Gubernur Jakarta Pramono Anun mengatakan partainya dengan sengaja mengembalikan data penerima KJP tahun ini. Karena itu adalah janjinya selama kampanye dalam pemilihan Gubernur Jakarta (Pilgub) 2024.
“Hari ini, kami telah secara resmi menambahkan KJP Plus, yang memiliki sekitar 707.622 siswa, dan meluncurkannya. Kami berharap kami dapat menyelesaikan semuanya dalam waktu seminggu.”
Dia mengatakan ada sekitar 523.622 penerima dalam pengeluaran fase II KJP 2024. Namun, angka ini sekarang telah meningkat menjadi 70.000 orang. Itu berarti ada peningkatan jumlah sekitar 126.000 penerima.
Menurut Pramono, penambahan 100.000 sebagian disebabkan oleh penerima baru. Namun, beberapa yang lain adalah pemulihan data yang sebelumnya dibagikan sebagai penerima KJP untuk Gubernur Jakarta Hel Budi Hartono.
“Jadi, fitur terpenting dari seorang pemimpin yang saya putuskan. Tidak ada yang akan memutuskan. Sekarang, saya dan Bandel telah memutuskan,” katanya.
Sementara itu, menurut agen kantor pendidikan Saroco, jumlah dalam fase penerima KJP 2025 adalah 707.622. Mereka terdiri dari 338.971 siswa sekolah dasar, 189.437 siswa SMP/MTS, 62.295 siswa sekolah menengah/MA, 111.315 siswa SMK, 2.908 siswa SLB, dan 2.696 siswa PKBM.
“Ada dua kategori siswa yang menerima KJP dan Fase I pada tahun 2025: 580.893 penerima lanjutan, sementara penerima KJP Plus hanya 126.729,” katanya.
Saroko mengatakan anggaran yang digunakan untuk mendistribusikan KJPS di Fase I 2025 telah meningkat dibandingkan dengan tahap pencarian sebelumnya. Peningkatan anggaran dikatakan mencapai Rs 1,2 triliun.
Dia mengatakan anggaran yang digunakan untuk membayar untuk Fase II KJP 2024 adalah Rs 2,054 triliun untuk sekitar 523.000 penerima. Sementara itu, anggaran yang digunakan untuk Fase I pada tahun 2025 adalah Rs 3,28 triliun untuk sekitar 70.000 penerima.