Konflik Palestina-Israel Bisa Berakhir jika Tak Ada Campur Tangan Kekuatan Asing

Jakarta – Konflik Palestina-Israel diperkirakan akan berakhir tanpa campur tangan kekuatan asing seperti Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang pro-Israel, Siti Mutiah Setiawati, dosen hubungan internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, mengatakan hal itu Konflik Palestina-Israel telah berlangsung lama karena kedua belah pihak tidak memiliki kewenangan yang setara.

“Benarkah konflik Palestina-Israel tidak akan pernah berakhir?” Mari kita telusuri akar permasalahannya dan pada akhirnya mengukurnya. Apakah konflik ini akan terus berlanjut? Jadi jika prediksi politiknya adalah kekuatan Palestina dan Israel setara, Konflik Palestina akan benar-benar berakhir. “Kekuatan-kekuatan ini seimbang. Kalau seimbang, mereka akan menemukan solusinya sendiri,” kata Siti saat diskusi panel virtual mengenai topik tersebut. “Prediksi Masa Depan Palestina” Rabu (5/8/2024)

Siti mengatakan, meski Israel merupakan negara kecil, Namun hal ini telah mendapat dukungan dari negara-negara besar. Yaitu Amerika Serikat dan sekutunya. “Ini menjadi perang yang sangat tidak setara. Makanya kalau tidak seimbang akan terus seperti ini (perang). Kalau kita lihat konflik atau perang di Gaza, kalau terakhir kali terjadi pada 7 Oktober 2023, itu 6 bulan. Benarkah tujuan Israel menghancurkan Hamas telah gagal?’

Siti Mutiah Setiawati.

Dia melanjutkan: City tidak mendapat dukungan nyata dari Presiden Joe. Biden dari Amerika Serikat yang secara terbuka mendukung gencatan senjata Palestina Namun mereka juga memberikan bantuan senjata dan informasi kepada Israel. “Dukungan Joe Biden terhadap gencatan senjata, sama seperti dukungannya terhadap gencatan senjata, tidak terus menerus memasok senjata ke Israel. Hal ini membuat konflik ini menjadi tidak seimbang. “Namun Hamas tidak hancur,” jelasnya.

Siti juga menegaskan konflik Palestina-Israel akan berakhir tanpa intervensi asing. Dia mengatakan, membiarkan Israel sendirian akan membuat Israel lebih kuat dan Palestina semakin lemah.

“Di jalan yang sama Iran dituduh membantu Hamas. Dan saya memboikot karena Hamas adalah negara adidaya Sunni. dan Iran adalah negara adidaya Syiah. Jadi itu sangat sulit. Saya membayangkan Iran sangat mendukung Hamas. “Kalau sekedar dukungan moral, mungkin saja. Tapi kalau seperti Amerika Serikat. yang mendukung Israel Sepertinya tidak mungkin,” jelasnya.

“Tapi kalau semuanya baik-baik saja. Jika Hamas dibiarkan saja dan Israel dibiarkan sendiri. Mereka akan mencari solusinya, bukan? “Solusinya kedua belah pihak bernegosiasi,” kata Siti.

Siti menjelaskan mengapa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal merundingkan solusi dua negara yang efektif pada tahun 1947. Alasannya, baik Palestina maupun Israel tidak memiliki wilayah yang diinginkan.

“Saya pikir kedua belah pihak khawatir Israel tidak akan menerima tanah yang dijanjikan Tuhan. yaitu Yudea dan Samaria. Sekarang namanya Tepi Barat,” kata Siti.

“Mereka sedang bernegosiasi. Namun mereka tidak membahas kemerdekaan Palestina. Jadi itu tidak berguna. “Secara teori, Perundingan antara negara kolonial dan negara jajahan harus membahas persoalan kemerdekaan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *