Kronologi Sengketa Royalti Lagu Agnez Mo Menurut Ari Bias

Refibaka.co.id, Jakarta – Jakarta – Hak Aaadia “yang disebut pencipta, Ariga CUS, melanjutkan. Sekarang, dengan mengunggah ke Instagram Media, Ari dapat mengindikasikan pinjaman Corototo.

Masalah ini dimulai dengan Festival Agnez pada Mei 2023, di mana AR dapat mencurigai lagu itu dinyanyikan tanpa izin. Pada Juni 2023, kemudian ia menelepon Steve, manajer Agnez dan saudara perempuan saya untuk mengkonfirmasi hal ini.

Setelah menerima lagu bahwa lagu itu dinyanyikan selama festival, Ari Caa telah mengirim surat lisensi langsung ke satu juta aplikasi RP5 per festival, ke RP untuk RP. 15 juta dalam tiga konser. “Jika dibayar, itu berarti memberikan izin dan tidak meminta LMKN (Pusat Manajemen Nasional), tetapi tidak dijawab 2/2012).

Dalam surat ini, dia mengatakan bahwa lagu itu tidak boleh dinyanyikan di konser tanpa izin. Namun, surat itu belum menerima jawaban dari Agnez Mo.

Pada bulan Desember 2023, preferensi ARI melarang Agnez M membawa lagu ke festival. Kemudian pada Maret 2024, ARO menemukan (Karya Cipteia) dan mengunjungi kantor LMKN untuk melihat atau biaya kerajaan yang terkait dengan tiga konser. Pada saat itu, LMKN telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada persetujuan atau biaya kerajaan.

Setelah masalah ini, LMKN telah mengangkat Ari Caws untuk mengambil tindakan hukum. Ari juga memeriksa pengacara pengacara dan mengirim panggilan pengadilan ke Agnezi M dan penyelenggara festival, HWG. Namun, panggilan pengadilan tertulis tidak dijawab sehingga ARRA bisa pergi ke lapangan terbuka.

HWG sebagai pelamar Sekretariat kemudian menanggapi dengan mengunjungi kantor Minla dan menjelaskan bahwa mereka semua ada di Agnez Mo. Namun, karena Arnez tidak boleh dikenakan biaya dokumen penelitian distrik Jlorta.

“Hal utama dalam kasus ini adalah bahwa Agnez Mo tidak memiliki lagu ‘katanya’ di pasar dan tidak ada biaya kerajaan untuk saya atau LMKN,” katanya.

Ari Caaas menekankan bahwa kehancuran hak untuk mencetak tercapai. Tetapi perdebatan bertanggung jawab atas tuduhan tersebut, bahkan jika mosi Amin sebagai permainan atau HWG sebagai koordinator.

Akhirnya, hakim di Pengadilan Distrik Pusat Agnez m sebagai produsen berperan. Agnez diharuskan membayar Rp1,5 miliar di Arori CAA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *