Kunjungi Mahakam Ulu, Kepala BKKBN Ajak Masyarakat KB dan Cegah Stunting

Mahakam Ulu – Kepala Dinas Kesehatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto dan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur Sunarto mengunjungi Kabupaten Mahakam Ulu. Turnya terdiri dari pembicaraan tentang layanan keluarga berencana dan gimmick.

Dr Hasto harus menyeberangi Sungai Mahakam dengan speed boat selama tiga jam untuk mencapai tempat ini. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Tering, Kabupaten Kutai Barat hingga Kabupaten Mahakam Ulu.

Lokasi sasarannya adalah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, dengan ibu kota Ujo Bilang. Kabupaten Mahakam Ulu terletak di hulu Sungai Mahakam dan berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat dan Malaysia, tepatnya di kecamatan Long Apari.

Wilayah seluas 15.315 kilometer persegi ini memang bisa disebut sebagai hutan Kalimantan atau Kalimantan. Mayoritas penduduknya adalah suku Dayak, dan wilayahnya didominasi pegunungan atau perbukitan, hutan.

Sungai merupakan sarana transportasi utama. Meski jauh, dr Hasto fokus pada pelayanan KB dan meningkatkan upaya penurunan stunting, namun ia tak luput dari penderitaan masyarakat di sini.

Puskesmas Ujo Bilanga merupakan tempat melihat pelayanan KB yang dihadirinya pada Minggu, 12 Mei 2024. Berjarak sekitar setengah jam perjalanan dari pelabuhan, Puskesmas ini sudah ramai dengan 1 tongkat tukang kunci. Implan kontrasepsi.

Seperti yang biasa terjadi pada kunjungan-kunjungan sebelumnya, dr Hasto melakukan implan pada ibu yang baru melahirkan sebulan sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Mahakam Ulu Petronella Tugan menyambut baik kedatangan dr Hasto di fasilitas kesehatan (Faskes) yang dikelolanya. Petronella mengatakan, ada permasalahan dengan program keluarga berencana di wilayahnya.

Meningkatkan partisipasi keluarga berencana sulit dilakukan karena masih ada budaya yang memandang keluarga berencana sebagai hal yang abu-abu.

“Karena jumlah penduduk yang sedikit dan wilayah yang cukup luas, banyak yang keberatan dengan pembatasan jumlah anak di Mahakam Ulu hanya dua,” kata Petronella Tugan, Senin (13/05/2024).

Namun mereka bersama Tim Dukungan Keluarga (TPK), dokter, bidan, perawat, staf dan penyuluh KB terus memberikan edukasi tentang pentingnya KB dan aktif menggerakkan masyarakat.

“Kami berharap kedepannya masyarakat lebih sadar akan penggunaan alat kontrasepsi khususnya implan karena efek sampingnya lebih sedikit dan bisa langsung digunakan setelah melahirkan, digunakan selama tiga tahun. malam, kalau lupa bisa ditangkap,” ujarnya.

Ia mengatakan, selain melalui KB, upaya penurunan stunting juga dilakukan melalui pemberian makanan tambahan yang berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Daerah (OPD) masing-masing. “Cegah pernikahan dini melalui Kementerian Agama,” ujarnya.

Prevalensi stunting di wilayah Mahakam Ulu sebesar 10,78 persen berdasarkan Akuntansi dan Pelaporan Gizi Masyarakat Elektronik (ePPGBM) tahun 2023. Angka tersebut turun dibandingkan sebelumnya sebesar 14,8% pada tahun 2022.

Kepala BKKBN Dr Hasto menjelaskan, kekhawatiran sebenarnya adalah kualitas sumber daya manusia. Sekalipun Anda hidup di puncak, kata mereka, orang tetap ingin menjadi besar. “Memang jalannya masih buruk, tapi sumber daya manusianya harus bagus,” kata Dr Hasto.

“Saya di sini bukan untuk memaksakan masyarakat maksimal punya dua anak, tapi misalnya tiga anak ada jarak kehamilan tiga tahun. Karena saya prihatin dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,” ujarnya. .

Hal itu disampaikan dr Hasto usai pemasangan alat kontrasepsi implan yang dilanjutkan dengan diskusi terbuka dengan para pejabat yang hadir. Salah satunya adalah Ibu Tipung (40), yang memiliki lima orang anak. Penerima KB ini sebelumnya pernah menggunakan pil dan mengaku akan dipasang implan.

“Memang lebih baik pakai implan karena sekarang sudah modern, sudah 1 batang. Hari ini tiga tahun lagi implannya akan diganti,” ujarnya.

Menurutnya, implan 1 batang ini unik karena bisa digunakan hingga tiga tahun. Bisa langsung dipasang setelah ibu melahirkan. Cara pemasangannya sederhana, tidak menggunakan pisau, cukup menggunakan jarum kecil.

“Ibu Tipung baik-baik saja, anak keempatnya berusia enam tahun dan anak kelimanya berusia satu tahun tujuh bulan. Jadi, baguslah kalau jaraknya lebih dari tiga tahun. “Kebanyakan buruk,” kata dokter. Memiliki

Pendidikan KB di wilayah Mahakam Ulu diharapkan terus digalakkan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sehingga jika jarak kelahiran ibu diatur, maka anak akan tumbuh sehat dan berkualitas.

Mahakam Ulu memiliki angka stunting terendah di Kalimantan Timur dengan jumlah penduduk hanya 38.000 jiwa. Saya yakin gimmicknya benar-benar bisa dijinakkan. “Di Mahakam Ulu ibu hamil 650 per tahun, kurang dari 60 per bulan, sehari melahirkan sekitar dua orang,” jelasnya.

Masalah mengatasi hambatan adalah hal biasa bagi para profesional medis. Dr Hasto mengatakan, saat itu ia merupakan satu-satunya dokter yang bekerja di Daratan Atas, tepatnya di Puskesmas Melak dan Puskesmas Kahala.

Di sana, pasien yang berobat merasa meminta suntikan sama saja. Karena adanya pembatasan, biaya pengobatan seringkali ditanggung oleh nanas dan singkong.

“Orang Dayak itu jujur, dulunya ayam, makanan, dan buah-buahan ditaruh di depan pintu puskesmas, kalau ditanya tidak ada yang mau mengaku. “Jadi sekarang para dokter dan bidan bersyukur. Sebelumnya saya tidak menerima gaji selama lima tahun,” tegasnya.

Menarik dan menginspirasi para profesional medis yang hadir, Dr. Hasto juga berbagi pengalaman masa lalunya bekerja di daerah terpencil tersebut.

Dr Hasto mengaku bertemu dengan seorang pendeta (pendeta Katolik) yang perkataannya masih dia ingat. Dalam situasi yang sangat sulit, pendeta menyemangati dia.

Dia terus menerapkan nasihat ini. Meski sempat dua kali menjabat Bupati Kulonprog D.I. Yogyakarta. Sesulit apapun keadaannya, jika kita bersyukur, konon akan selalu ada cara untuk mempermudahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *