Kurs Rupiah Anjlok 3,74% dibanding Akhir 2023, Bos BI: Lebih Baik dari Peso hingga Baht

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyebut nilai tukar dolar Amerika Serikat (rupiah) menguat akibat bauran kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia untuk mengurangi dampak ketidakpastian global.

Gubernur BI Perry Wardgio dalam jumpa pers mengatakan payrolls kembali menguat sebesar 1,66% (ptp) pada Mei 2024 (sampai 21 Mei 2024) setelah turun 2,49% (ptp) Hasil RDG BI Mei 2024 di Jakarta, Rabu (22/1). 05/2024).

Apresiasi rupiah didorong oleh dampak positif bauran kebijakan moneter Bank Indonesia pada April 2024. Respons kebijakan tersebut telah mendorong investasi asing, khususnya SBN dan SRBI, yang mencapai total USD 4,2 miliar pada Mei 2024 (per Mei). 20 2024).

Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah sejak akhir Desember 2023 melemah sebesar 3,74%, lebih baik dibandingkan pelemahan peso Filipina, won Korea, dan baht Thailand sebesar 4,91%, 5,52%, dan 5,99%.

“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan tetap stabil dengan kenaikan BI rate, penurunan risk appetite, prospek perekonomian yang lebih baik, dan komitmen Bank Indonesia untuk terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dengan imbal hasil yang menarik,” jelas Peri.

Pada saat yang sama, Bank Indonesia terus mengoptimalkan instrumen moneter yang ada untuk menstabilkan nilai tukar rupiah melalui penguatan strategi operasi moneter yang berorientasi pasar melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

Terakhir, Bank Indonesia memperkuat koordinasi dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung pelaksanaan Instrumen Setelmen Devisa Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *