Lamun Teluk Bakau: Harta Karun Hijau di Bawah Laut Bintan

JAKARTA – Pantai Teluk Bakau di Bintan, Kepulauan Riau, tak hanya menawarkan keindahan pasir putih dan air laut yang jernih. Di permukaan laut terdapat kekayaan alam yang luar biasa: dasar laut.

Lamun atau rumput laut merupakan tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan berperan penting dalam menjaga ekosistem laut. Laguna Teluk Bakau menjadi rumah bagi beragam biota laut, mulai dari ikan kecil hingga penyu.

Selain itu, rumput laut juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer sehingga menjadikannya sekutu penting dalam upaya melawan perubahan iklim.

Keanekaragaman Hayati Lamun Teluk Mangrove

Penelitian menunjukkan bahwa Teluk Bakau memiliki keanekaragaman lamun yang tinggi. Setidaknya terdapat 8 spesies rumput laut yang tumbuh subur di perairan tersebut, antara lain Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa Teluk Bakau mempunyai kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan lamun.

Manfaat lamun bagi lingkungan dan masyarakat Teluk Bakau menawarkan banyak manfaat, baik bagi lingkungan maupun bagi masyarakat sekitar. Salah satu fitur uniknya adalah penyerapan karbon. Lamun menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam bentuk organisme bawah air, sehingga membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

“Lingkungan lamun mempunyai kemampuan sebagai penyerap karbon dalam menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer laut melalui fotosintesis,” kata Edo Irfandi, Ketua Yayasan Kitabisa. sebesar 1.867 ton/km², lebih tinggi dibandingkan hutan bakau dan terumbu karang.”

Lamun juga merupakan habitat, sumber makanan dan tempat berkembang biak berbagai jenis ikan, udang, kerang dan biota laut lainnya. Beberapa jenis rumput laut juga dapat dimakan oleh manusia dan hewan laut.

Upaya Penyelamatan Lamun di Teluk Bakau

Melalui program Harpa (Harapan Alam), sebuah platform penggalangan dana dan aktivisme sosial, Kitabisa bermitra dengan Lamun Warrior dan organisasi kesejahteraan lingkungan lainnya untuk menanam 3.000 rumput laut di Pantai Teluk Bakau, Bintan.

Kegiatan penanaman rumput laut ini diikuti oleh 200 relawan dari berbagai tempat. Acara tersebut juga dihadiri oleh pejabat Kementerian Koperasi & UMKM dan KPP RI.

“Kemitraan dan penanaman rumput laut ini merupakan bukti nyata komitmen Kitabisa terhadap pelestarian sumber daya alam,” kata Edo Irfandi.

Pejuang Lamun: Pelopor Konservasi Lamun

Seagrass Warrior, sebuah organisasi yang berdedikasi untuk melindungi lamun, menyambut baik kemitraan ini. “Lamun Warrior sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang turut serta menunjukkan upaya keberlanjutan penanaman rumput laut pada hari ini yang merupakan Hari Laut Indonesia,” ujar Siti N. Setiawan, pendiri Lamun Warrior.

Siti menambahkan, “Rumput laut masih sangat sedikit yang diketahui, dan masih banyak yang belum mengetahui tentang rumput laut, fungsi, manfaat dan khasiatnya. Namun harapannya, kemitraan antara Kitabisa dan Seagrass Warrior menjadi langkah awal yang akan membawa manfaat bagi kita. dalam aksi nyata untuk konservasi laut di Indonesia.”

Program konservasi Harpa hanyalah salah satu dari sekian banyak program yang dijalankan Kitabisa.org, sebuah program inkubator komunitas yang merupakan bagian dari Kitabisa. Seluruh program dan inisiatif yang dilaksanakan Kitabisa.org didasarkan pada prinsip-prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *