Liga Arab Cabut Status Organisasi Teroris pada Hizbullah

BEIRUT – Liga Arab mencabut penetapan organisasi teroris yang sebelumnya diberikan kepada kelompok Hizbullah Lebanon.

Keputusan itu diambil ketika Hizbullah berada di ambang perang habis-habisan dengan Israel, ketika kelompok pro-Iran melancarkan serangan besar-besaran terhadap negara Yahudi di Gaza, yang ditanggapi dengan serangan brutal oleh tentara Zionis.

Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hussam Zaki mengumumkan pada hari Sabtu bahwa Liga Arab tidak akan lagi menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris.

Dalam pernyataan yang disiarkan oleh saluran TV Al-Jahra News sehari setelah kunjungannya ke Beirut, Zaki mengatakan: “Resolusi Liga Arab sebelumnya menetapkan Hizbullah sebagai organisasi teroris, dan persetujuan ini tercermin dalam resolusi tersebut. Hentikan kontak berdasarkan keputusan ini. “

Zaki menulis pada Minggu (30/6/2024) mengutip Anadolu bahwa negara-negara anggota Liga [Arab] sepakat tidak lagi menggunakan label Hizbullah sebagai organisasi teroris.

Penetapan Hizbullah sebagai organisasi teroris sudah tidak berlaku lagi. Dia mengatakan Liga Arab tidak menyimpan daftar [organisasi] teroris dan tidak secara aktif berupaya untuk menunjuk organisasi-organisasi tersebut.

Pada 11 Maret 2016, Liga Arab memasukkan Hizbullah ke dalam daftar organisasi teroris, kecuali Lebanon dan Irak, dan menyerukan agar mereka berhenti mempromosikan ekstremisme dan sektarianisme, tidak mencampuri urusan dalam negeri suatu negara, dan menyerukan pembentukan organisasi teroris. Juga dukungan terhadap terorisme dan teroris

Penunjukan tersebut dilakukan tak lama setelah Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menetapkan Hizbullah Lebanon sebagai organisasi teroris pada 2 Maret 2016.

Pada hari Jumat, surat kabar Lebanon; Al-Akhbar melaporkan bahwa Zaki mengunjungi Beirut dan bertemu dengan Mohammad Raad, kepala organisasi Loyalitas yang berafiliasi dengan Hizbullah. Ini adalah kontak pertama antara Liga Arab dan Hizbullah dalam lebih dari satu dekade

Menurut pernyataan Liga Arab pada hari Jumat, dalam perjalanan yang dimulai pada hari Selasa ini, Zaki berbicara dengan otoritas Lebanon dan berbagai pemimpin politik dan parlemen yang mewakili berbagai sektor politik Lebanon.

Tujuan dari pembicaraan tersebut adalah untuk mengurangi ketegangan di Lebanon selatan, serta ketidakhadiran presiden Lebanon dalam waktu lama, yang telah berlangsung selama lebih dari 19 bulan sejak dimulainya perang Israel di Gaza.

Kunjungan dan pernyataan Zaki ini bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran atas kemungkinan meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel.

Ketegangan meningkat di perbatasan Lebanon menyusul serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel ketika Tel Aviv melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37.800 orang sejak 7 Oktober.

Hizbullah menghubungkan berakhirnya serangan terhadap Israel dengan berakhirnya serangan Tel Aviv di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *