Mahasiswa Palestina Usir Duta Besar Jerman Pendukung Buta Genosida Israel

KIZCISCRANTA BANK – Duta Besar Jerman untuk Otoritas Palestina, Oliver Ovcz, dikejar mahasiswa yang marah saat mengunjungi Universitas Birzeit di Tepi Barat.

Ia terpaksa mengungsi karena malu karena takut saat dikejar mahasiswa Palestina.

Laporan media menunjukkan bahwa para pelajar menganiaya duta besar Jerman atas dukungan buta negaranya terhadap Israel dalam perang genosida di Jalur Gaza.

Video kejadian yang diposting di media sosial menunjukkan Duta Besar Oliver Ovcza berjalan cepat menuju kendaraannya sambil diikuti dan diejek oleh pengunjuk rasa pada Selasa (30/4/2024).

Video lain menunjukkan kerumunan orang mengelilingi mobil Ovcza, meninju mobil, merobek kaca spion dan melemparkan benda-benda saat kendaraan melaju.

Ovcza termasuk di antara sekelompok utusan Eropa yang “diserang” saat menghadiri pertemuan di Museum Nasional Palestina, yang terletak di kampus Universitas Birzeit di utara Ramallah, menurut Jerusalem Post.

Beberapa kendaraan Dubes mengalami kerusakan, termasuk satu mobil yang kaca belakangnya pecah.

Seorang diplomat mengatakan kepada Reuters bahwa kerumunan orang muncul di luar pertemuan tersebut dan menuntut para diplomat tersebut pergi.

Dia mengatakan bahwa upaya untuk berbicara dengan para pengunjuk rasa tidak berhasil dan para pengunjung harus melarikan diri. Menurut diplomat tersebut, tidak ada yang terluka atau terancam serius.

Jerman secara historis mendukung Israel secara politik dan militer. Tentara Israel membeli sebagian besar senjatanya dari Berlin.

Namun, para pemimpin Jerman mengkritik kebijakan Israel dan memberikan bantuan lebih dari 1 miliar euro ($1,07 miliar) kepada Otoritas Palestina.

Jerman membela hak-hak rakyat Palestina dan mengadvokasi perjanjian perdamaian dua negara.

Banyak pihak yang menilai tindakan Jerman mengirimkan senjata ke Israel dan memberikan bantuan ke Palestina bersifat bermuka dua atau munafik.

Amr Kayed, seorang mahasiswa di Universitas Birzeit, mengatakan diplomat Uni Eropa terpaksa keluar karena “siapa pun yang terlibat dalam genosida dan serangan di Gaza” tidak diterima di kampus.

Ovcza meremehkan insiden tersebut, dengan mengatakan dalam postingan X bahwa “protes damai dan dialog selalu ada tempatnya.”

Dia menambahkan: “Kami menyesalkan para pengunjuk rasa secara tidak wajar mengganggu pertemuan Kepala Misi Uni Eropa hari ini di Museum Nasional di Birzeit.” Apapun itu, kami tetap berkomitmen untuk bekerja secara konstruktif dengan mitra Palestina kami.”

Israel telah membunuh lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza dengan senjata yang dipasok oleh AS, Jerman dan Inggris. Genosida Israel akan memasuki bulan ketujuh pada minggu depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *