krumlovwedding.com, JAKARTA — Malaysia berpotensi mencapai status negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2028, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dan penguatan mata uang. Hal tersebut disampaikan oleh Apurva Sanghi, Ekonom Utama Bank Dunia.
“Perkiraan pertumbuhan ekonomi Malaysia pada tahun 2024 meningkat dari 4,3 persen menjadi 4,9 persen. Pertumbuhan yang lebih tinggi ini berdampak positif pada taraf hidup masyarakat. Dengan menguatnya ringgit, status berpendapatan tinggi semakin dekat,” kata Sanghi, menurut Aljazirah, Sabtu (12/10/2024).
Saat ini perekonomian Malaysia 12 persen lebih besar dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Hal ini menjadikannya lebih unggul dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya kecuali Singapura.
“Ini juga berarti bahwa Malaysia dapat mencapai status berpenghasilan tinggi pada awal tahun 2028 – jika reformasi terus berlanjut dan didukung oleh faktor keberuntungan,” tambahnya dalam postingan di platform X.
Sanghi mengingatkan pemerintah untuk fokus pada reformasi untuk mencapai kemajuan. Hal ini termasuk mengurangi subsidi bahan bakar dan mengatasi masalah setengah pengangguran, dimana sekitar 2 juta warga Malaysia bekerja di sektor-sektor yang tidak mereka kuasai.
“Singkatnya, perekonomian saat ini dalam kondisi baik. “Namun, akan lebih baik lagi jika kita mengatasi masalah setengah pengangguran yang berdampak pada moral jutaan anak muda Malaysia,” jelasnya.
Perekonomian Malaysia tumbuh 3,7 persen pada tahun 2023, setelah mengalami pertumbuhan 8,7 persen pada tahun sebelumnya. Bank Dunia mendefinisikan negara berpendapatan tinggi sebagai negara dengan pendapatan nasional bruto per kapita sebesar US$14.005 atau lebih atau setara dengan sekitar Rp213,6 juta.