MBKM dan Kesejahteraan Dosen

Faozan Amar

Dewan Pakar DPP Ikatan Pendidik Indonesia (ADI) dan Pendidik FEB UHAMKA

SALAH SATU SUMBER kepemimpinan nasional adalah perguruan tinggi. Sumber lainnya berasal dari partai politik, TNI/Polri, organisasi besar dan birokrat (ASN/PNS). Menteri-menteri pada kabinet saat ini sebagian besar berasal dari para dosen perguruan tinggi, seperti Sri Mulyani Indrawati (dosen UI), Muhajir Efendi (dosen UN Malang), Pratikno (dosen UGM), Yasonna H Laoli (dosen STIK-PTIK), dan Mo Mahfoud. MD (Guru UII Yogyakarta) yang kemudian mengundurkan diri karena menjadi calon Wakil Presiden.

Bahkan banyak juga dosen yang menjabat sebagai pimpinan di lembaga pemerintahan seperti Hakim Agung, Hakim Mahkamah Konstitusi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ketua KPU, Ketua Ombudsman, Ketua KY, Dirjen, Sekretaris Jenderal, Tenaga Khusus di kementerian, komisaris BUMN atau perusahaan swasta. Ada juga yang menjadi pengacara, dokter, akuntan, pengusaha, konsultan politik, konsultan bisnis, pimpinan organisasi besar, dan lain-lain. Semua itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada bangsa dan pemerintah tanpa harus meninggalkan profesi guru tempatnya mengajar.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dosen adalah guru dan ilmuwan profesional yang tugas utamanya mengubah, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Oleh karena itu, masih dalam undang-undang yang sama, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, ijazah pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan oleh satuan pendidikan tinggi tempat ia bekerja, serta mempunyai kemampuan untuk bekerja. mengakui bangsanya. tujuan pendidikan.

Permasalahannya banyak guru yang malas dalam meningkatkan kualifikasi akademiknya, seperti belajar S3, mengikuti seminar/kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya, tidak mengikuti ujian sertifikasi guru, tidak menjaga kesehatan, kurang kontak sosial, dan lain-lain. . Hal ini berdampak pada rendahnya kesejahteraan guru itu sendiri.

Padahal, strategi untuk meningkatkan kesejahteraan adalah dengan meningkatkan pendapatan dan menurunkan pengeluaran. Jika sumber pendapatan seorang guru hanya bergantung pada gaji dari jabatannya sebagai pengajar, hal ini tentu akan sangat sulit dicapai. Selain itu, tingkat konsumsi untuk memenuhi kebutuhan terus meningkat.

Oleh karena itu, sebagai dosen mempunyai kegiatan produktif di luar kampus tentunya dengan tetap menjalankan tugas pokoknya yaitu melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi; pengajaran, pengabdian kepada masyarakat, dan penelitian akan meningkatkan pendapatan dosen. Selain itu juga berkolaborasi dengan kurikulum universitas. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan para profesor itu sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya untuk kampus tempat mereka mengajar dan menambah biaya bagi para profesor dan universitas untuk promosi dan akreditasi.

Program MBKM Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 memperjelas kebijakan Kampus Bebas Biaya Pendidikan (MBKM). Kebijakan ini dicanangkan sebagai upaya untuk mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu menghadapi perubahan sosial budaya di dunia kerja dan perkembangan teknologi yang pesat. Program MBKM memberikan hak kepada mahasiswa untuk belajar selama tiga semester di luar kurikulum (1 semester di luar kurikulum internal universitas dan 2 semester di luar universitas).

Kegiatan ekstrakurikuler meliputi pelatihan industri/penempatan kerja, pengabdian masyarakat pedesaan, pengajaran di satuan pendidikan, pertukaran pelajar, penelitian/penelitian, kewirausahaan, studi/proyek mandiri dan partisipasi dalam program humaniora (Ditjen Pendidikan Tinggi 2020).

Guru merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di suatu lembaga pendidikan tinggi, baik itu universitas, sekolah menengah atas, politeknik maupun akademi. Sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi, tugas pendidik adalah menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat secara merata.

Sementara itu, bagi pendidik, program MBKM dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kapasitas dan kapabilitas pendidik. Oleh karena itu, pengurangan hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaan program MBKM sangatlah penting agar tujuan dan manfaat program dapat tercapai dengan baik, utuh dan berkelanjutan.

Apabila dosen produktif dan kreatif dalam penerapan Tridharma Perguruan Tinggi secara baik dan benar, maka dengan sendirinya tingkat kesejahteraan dosen akan meningkat. Namun sebagian besar profesor bekerja secara akademis dan hanya mengajar, sehingga gajinya rata-rata. Maka timbullah kisah penceramah Al-Qur’an; pelatihan, pengujian, mendapatkan bayaran. Jika hal ini terus berlanjut, wajar jika banyak anak muda yang kehilangan keinginan menjadi guru.

Pemerintah juga sedang menyiapkan kebijakan untuk meningkatkan pendapatan guru, yang akan dikontrol di tingkat nasional dari segi standar dan prosedur. Di saat yang sama, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berupaya mendorong produktivitas tenaga pendidik melalui berbagai inisiatif, termasuk kolaborasi dengan sektor dalam kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Selain itu juga memberikan pendanaan bagi pelaksanaan Tiga Dharma khususnya di bidang penelitian ilmiah (Medcom, 23/2).

Bahkan perguruan tinggi dapat mengundang dosen yang berpengalaman di bidang industri atau kewirausahaan untuk berbagi ilmu, pengalaman, jaringan dan keahliannya kepada mahasiswa melalui perkuliahan di kelas. Untuk menjadi dosen profesional, harus mendaftar terlebih dahulu pada program Profesi Pengajar melalui link praktisimengajar.kampusmerdeka.kemdikbud.go.id.

Bertemunya guru teori dan guru praktik di perguruan tinggi akan berdampak pada peningkatan ilmu, pengetahuan dan jaringan guru dan siswa. Pertemuan ini dapat menjadi titik awal kerja ke depan, menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan. Dosen dapat menjadi konsultan bisnis dan mahasiswa dapat melatih atau bekerja setelah lulus di bidang pengajaran profesional, dll.

Oleh karena itu, jika ingin menjadi pembicara sukses, yang penting adalah rajin, kreatif, dan perluas jaringan. Penutur juga bisa sukses karena kesejahteraan adalah hak setiap orang. Tuhan memberkati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *