Mengenal Daun Jancukan, Momok bagi Para Pendaki

JAKARTA – Anak gunung pasti kenal dengan jancukan atau daun jelatang. Tanaman ini sangat dihindari karena efeknya yang menyakitkan.

Tanaman ini banyak ditemukan di dataran tinggi, dengan daun lebar dan duri halus di seluruh permukaannya. Menurut Perpusnas, Sabtu (8/6/2024), jika bersentuhan dengan kulit manusia akan menimbulkan sensasi terbakar dan perih akibat terkena duri. Selain itu, daun ini memberikan rasa nyeri.

Namun tanaman ini ramah bagi sebagian orang. Penyebabnya diyakini karena daun jancukan dapat meredakan nyeri. Gosokkan saja daun jelatang pada area yang terluka dan rasa sakitnya akan hilang.

Hal itu terlihat dalam video yang diposting di akun X @ainunrozi. Warga sekitar terlihat mengusap lembut daun jancukan ke tubuh mereka tanpa terasa.

Bahkan, seorang lelaki lanjut usia mengusap daun jancukan ke wajahnya dan tak henti-hentinya tersenyum. Tentu bagi yang belum terbiasa akan merasakan rasa panas dan nyeri yang luar biasa.

Seorang pria terlihat mengerang kesakitan saat daun jelatang ditempelkan di punggungnya. Laki-laki itu berusaha menahan rasa sakit ketika seseorang menggosokkan daun jancukan berukuran besar ke tubuhnya.

Wanita yang berlutut dengan daun jancukan itu pun merasakan sakitnya dan terus merintih kesakitan. Sebaliknya, dia meraih tangan pria di sebelahnya untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Sebagai referensi, nama tanaman daun jelatang adalah Urtica dioica, atau dalam bahasa latin atau bahasa Inggrisnya ‘Stinging Nettle’. Urtica dioica, dari kata Latin Uro, berarti “membakar”.

Jelatang telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati banyak penyakit, seperti anemia, disentri, dan masalah pencernaan. Tanaman ini mengandung protein, klorofil tinggi, vitamin A dan C.

Untuk mendapatkan semua manfaatnya, Anda harus melalui pemrosesan atau ekstraksi. Pengolahannya sebaiknya dilakukan dengan benar agar tidak gosong saat dimakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *