JAKARTA: Teknologi militer berkembang pesat. Bahkan sekarang, robot ikan memberikan kecerdasan bawah air. Evolusi konflik bersenjata telah memaksa beberapa produsen teknologi menawarkan perangkat yang canggih dan inovatif. Salah satu alatnya adalah robot ikan yang berfungsi sebagai alat pengintai bawah air.
Essanews memberitakan pada Rabu (29/5/2024) bahwa ikan buatan terlihat sangat mirip dengan ikan asli. Bahkan para nelayan pun kesulitan membedakannya.
Kemunculan ikan robot ini membuat pasar peralatan militer cerah. Pada akhir Desember 2023, peneliti melaporkan saat ini terdapat 183 konflik bersenjata di dunia. Hanya sedikit yang mendapat perhatian media internasional, misalnya agresi Rusia terhadap Ukraina, konflik Gaza, konflik Sudan.
Pihak-pihak yang bertikai masih menggunakan metode peperangan kuno dan ada pula yang beralih ke teknologi modern seperti drone. Pasar peralatan militer terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan konsumen terbesar, terutama pemerintah dan organisasi teroris.
Boya Gongdao mempresentasikan penemuan barunya, robot mata-mata-ikan, beberapa waktu lalu di Pameran Teknologi Militer Beijing. Perangkat logam ini terlihat sangat mirip dengan ikan air tawar Silver Arwana atau osteoglossum bicirrhosum. Berdasarkan asal usul ikan aslinya, robot ikan ini akan digunakan di sungai dan danau.
Ikan robot ini dilengkapi dengan berbagai sensor dan teknologi pengontrol penglihatan global. Baterai memungkinkan untuk bekerja selama 6-8 jam. Pembuat robot ikan ini menekankan bahwa tampilan realistisnya sangat ideal untuk penelitian dan pendidikan biologi kelautan. Sebaliknya, militer menekankan potensi spionase yang mereka miliki.
Bagaimana cara mengidentifikasi ikan robot?
Seorang pemancing atau aquarist yang berpengalaman memperhatikan pergerakan ikan. Saat dibalik, tubuh robot ikan dapat melihat dengan jelas bahan-bahannya. Namun jika robot berada di lingkungan alami, yakni di sungai atau danau yang airnya tidak sebersih di kolam, perbedaannya praktis tidak terlihat.
