Mengenang 26 Tahun Reformasi, Mahasiswa Sindir Dinasti Jokowi

Jakarta – Universitas Mandiri Bina Prestasi menggelar roadshow reformasi yang ke-26 tahun. Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Berlanjut pada Senin (24/6/2024). Kegiatan tersebut diikuti ratusan mahasiswa se-Sumut dan Jabodetabek dengan mereplikasi 1.000 kuburan dan 2.000 tengkorak.

Karya mahasiswa ini berujung pada pameran foto dan diskusi peristiwa tahun 1998. Konsolidasi Mahasiswa Sumut Bersatu sekaligus alumni Universitas Islam Sumut (UISU), Rizky Yusof Siregar sebagai Moderator; mahasiswa UMBP Dio Sitepu; Mahasiswa Jabodetabek Sandy dan Patrick Rajagukguk hadir. Ratusan mahasiswa dari berbagai universitas.

Berbagai tuntutan mahasiswa dalam aksi ini antara lain penolakan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera); Animasi yang tertunda dan konflik agraria termasuk mempertanyakan demokrasi atau menyentuh tanah masyarakat dan adat. Mahasiswa dan alumni menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta, dan membacakan sumpah mahasiswa.

Misalnya, Misalnya, “Dinasti Jokowi membajak reformasi”, “Mertua Plt Gubernur Sumut tiba-tiba berubah… Negara ibarat milik pribadi, “Lalu kenapa tanah adat rakyat dirampas oleh perusahaan?

“Penyitaan rumah, “tunggu sampai mati” “Prakup, belum selesai “Menunggu Tipra” juga diucapkan. “Kami tidak memerlukan izin pertambangan, kami memerlukan izin gereja” dan “Harga di Inggris setinggi tsunami”.

Dio Sitepu mengucapkan terima kasih atas undangan mahasiswa Sumut dan Jabodetabek yang telah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam peringatan 26 tahun reformasi. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Binsepat Mandiri yang telah menyediakan tempat terselenggaranya program tersebut.

Sementara itu, selaku perwakilan mahasiswa Jabodetabek, Sandy berharap pertemuan tersebut bertemakan agenda reformasi pemuda 26 tahun tersebut. “Anda dapat berorganisasi dengan bebas; Aku bisa dengan bebas menanggungnya, Mereka bisa berkumpul dengan bebas tanpa rasa takut dan melakukan berbagai hal; Hari ini, kita bisa membantu bangsa kita menjadi lebih baik,” katanya. para pejuang.”

Ia pun menilai situasi saat ini belum bisa dianggap normal. Skema TAPERA merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang dinilai menyusahkan rakyat.

Sementara itu, Patrik Rajagukguk mengingatkan mahasiswa dan generasi muda untuk kritis terhadap sejarah gerakan masa lalu. “Apapun proses awal gerakan mahasiswa, dimulai pada tahun 1998 karena takut akan pelecehan,” ujarnya.

Advokasi meningkatkan kebebasan berekspresi; Patrik mengatakan hal itu akan mengarah pada pemilu multi partai dan demokrasi yang diinginkan rakyat. Seusai program ini diberikan bunga kepada para pahlawan reformasi Universitas Mandiri Bina Selamat.

Sementara itu, perwakilan kampus yang hadir dalam upacara tersebut antara lain Nomensen Medan; UniMed, UISU Universitas Metodis Universitas Panca Budi Medan, Universitas Santo Tomas (Unica Medan); Termasuk Polmed Medan dan Universitas Bina Berprestasi Mandiri Medan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *