Mentan: Modernisasi Pertanian Tekan Biaya Hingga 70 Persen

krumlovwedding.com, JAKARTA – Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Suleiman, modernisasi pertanian akan mempercepat proses pertanian hingga menekan biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan efisiensi, dan mendukung ketahanan pangan nasional.

“Sekarang saatnya menekan biaya sebesar 60 hingga 70 persen dan mengurangi kerugian sebesar 20 persen dengan menggunakan peralatan panen (modern),” kata Menteri Pertanian, Minggu (13/10/2024).

Hal itu ditegaskan Mentan kepada para petani di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) Goa. Baginya, kunci peningkatan produksi pertanian adalah modernisasi.

Namun, Menteri Pertanian tidak merinci berapa penghematan biaya yang dapat dilakukan dalam jumlah rupee dengan memperkenalkan pertanian modern.

“Kita harus beralih ke pertanian modern. Proses bertani akan lebih efisien dan biaya produksi menjadi lebih murah,” kata Amran.

Menteri Pertanian terlibat langsung dalam penggunaan mesin pertanian, salah satunya adalah mesin pemanen gabungan. Menurutnya, penggunaan alat dan mesin pertanian modern seperti mesin pemanen akan meningkatkan produksi padi.

Mentan menambahkan, pihaknya telah melakukan operasi pompa di seluruh Indonesia untuk mencapai swasembada pangan guna meningkatkan produksi pertanian.

Dijelaskannya, hal ini merupakan upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan Areal Layak Tanam (PAT) di wilayah sentra produksi, termasuk Sulawesi Selatan.

Sulawesi Selatan merupakan penghasil beras nasional terbesar keempat. Menurut Kementerian Pertanian, cakupan PAT di Sulsel sudah mencapai 97,53 persen dengan luas 106.710 hektare dari rencana 109.412 hektare.

Sementara penambahan lahan pertanian Kabupaten Goa Sulawesi Selatan yaitu bantuan pangan mencapai lebih dari 100 persen, lebih luas 71.230 hektar dari rencana 70.087 hektar.

Basri yang merupakan salah satu petani muda yang sudah tiga tahun menggeluti bidang pertanian ini mengaku penggunaan mesin kombinasi, salah satu teknik bertani, sangat penting dan bermanfaat.

“Kami merasa mesin penggabung ini sangat membantu kami sejak diperkenalkan, panen lebih cepat, gabah yang terbuang tidak banyak, dan biaya pun berkurang,” kata Basri.

Namun Basri tidak merinci berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian.

Selain penggunaan mesin modern, Kementerian Pertanian juga memperkuat operasi pemompaan untuk menopang produksi beras dengan meningkatkan sumber air, yang menurutnya ada hubungannya dengan Besira dan petani lainnya.

“Kemarin sebelum pemompaan, kami panen hanya setahun sekali, tapi setelah mendapat bantuan pemompaan, tahun ini kami berhasil panen dua kali, alhamdulillah. Tentunya kali ini setelah panen kita akan mulai menabur. Tetap pada panen ketiga,” kata Basri.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan resmi sebesar 365,32 miliar dolar untuk wilayah Sulsel hingga akhir tahun 2024.

Selain itu, alokasi pupuk bersubsidi pada tahun 2024 sebesar Rp 4,8 triliun sebanyak 869.355 ton atau tambahan sebesar Rp 2,57 triliun sebanyak 451.718 ton, lebih banyak dibandingkan sebelumnya sebesar 417 ribu ton sebesar Rp 2,3 triliun.

Berikutnya bantuan benih reguler Sulsel tahun 2024 lebih dari 82,89 miliar. Pada tahun 2024, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditgen PSP) Kementerian Pertanian akan menyediakan 4.010 unit senilai lebih dari 123,60 miliar birr.

Rinciannya, brigade teknik memiliki pompa air sebanyak 2.016 unit senilai Rp48,38 miliar, pompa tangan senilai Rp350 juta sebanyak 359 unit, pompa air senilai Rp27,19 miliar sebanyak 1.133 unit.

Dua buah traktor crawler senilai Rp70 juta, 411 unit alat traktor roda dua (TR-2) senilai lebih dari Rp13,15 miliar, dan 89 unit alat traktor roda empat (TR-4) senilai lebih dari Rp33,82 miliar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *