Misteri Ritual Mangkok Merah Membuat Gajah Mada Gemetar Masuk Pedalaman Kalimantan

Ritual mangkuk merah suku Dayak konon membuat Maha Pathih Majapahit Gajah Mada dan pasukannya gemetar saat memasuki pedalaman Pulau Kalimantan.

Maha Patiah yang terkenal dengan Sumpah Palapa kemudian berlayar berhari-hari dari Pulau Jawa, tempat Kerajaan Majapahit berada, untuk mengunjungi Pulau Kalimantan.

Gajah Mada ingin membangun kekuasaan bersama kerajaan dan suku Dayak di Kalimantan. Namun siapa sangka penguasa yang terkenal dengan keunggulan dan strateginya yang cerdik ini akan kehilangan keberanian jika berhadapan dengan suku Dayak.

Saat itu pasukan suku Dayak berasal dari kerajaan Bankule Rajank atau Bahanapura yang diperintah oleh seorang raja bernama Patih Gumatar alias Aria Magat.

Cerita yang bersetting antara tahun 1340-1360 M ini konon bermula ketika pasukan Gajah Mada tiba di pelabuhan Pontianak. Salah seorang prajurit kerajaan Bahanapura mengetahui kedatangan Gaja Manda dan pasukannya. Kemudian prajurit itu melaporkan hal itu kepada raja.

Patih Gumatar kemudian meminta pasukannya untuk berkumpul dan melakukan ritual mangkuk merah, yang nantinya akan diedarkan di kalangan kepala marga Dayak seperti Kanayan, Bakati, Rara dan Manyadu.

Mangkuk berwarna merah merupakan kode yang menandakan adanya bahaya yang mengancam tatanan sosial suku Dayak. Mangkok berwarna merah terbuat dari berbagai macam bahan yaitu mangkok, darah ayam, abu, daun kajang, korek api dan bulu ayam.

Setelah itu, masyarakat suku Dayak bersatu untuk memperkuat pertahanan pasukan kerajaan Bahanapura. Selain menyerang dengan kekuatan prajurit manusia sungguhan, mereka juga menyerang pasukan Gajah Mada dengan serangan magis yang muncul dari balik hutan.

Pasukan gaib tersebut terdiri dari Kamang Taryu dan Kamang Layu yang merupakan roh para leluhur yang turut serta dalam peperangan tersebut.

Tugas Kamang Taryu adalah mempengaruhi prajurit Dayak agar lebih berani dan kuat dalam berperang. Sedangkan Kamang Layu ditunjuk untuk merasuki pasukan lawan, agar mereka melemah dan gemetar karena kehilangan keberanian untuk berperang.

Melihat pasukannya takluk, Gajah Mada kemudian mengutarakan keinginannya untuk menemui Raja Bahanapura dengan tujuan mencari sekutu ketimbang musuh. Rupanya Fateh Gumatar mengizinkan Gajah Mada menemuinya.

Dalam perbincangannya, Gajah Mada memberi tahu Patih Gumatar tentang kedatangan Kerajaan Mongol yang dapat mengancam nusantara. Gajah Mada menyatakan ingin mengumpulkan seluruh kerajaan di nusantara, termasuk Kalimantan, untuk bekerja sama menyatukan kekuatan menghentikan kedatangan pasukan Mongol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *