Republika.co.id, Jakarta – Wakil Direktur Majelis Adonense, Edhie Basskoro Iudhoio, menekankan bahwa Badan Manajemen Investasi Anagata Nusantara (BPI dan Antara) harus memberikan keuntungan yang optimal dan tinggi dari dividen untuk negara. IBAS, IBA, Edhie Baskoro, mengajukan pernyataan untuk BPI dan Antara oleh tujuh otoritas investasi milik negara bagian dan Indonesia (INA), sehingga mereka memiliki dana RP 9.480 triliun dan menjadikannya dana kekayaan terbesar keempat di dunia.
“Kami berbicara tentang institusi yang mengatur miliaran rupee, jadi saya menekankan pentingnya strategi investasi yang agresif, tetapi tidak hanya hati -hati dan kolaboratif,” kata IBAS kepada IBAS dalam pernyataannya di Jakarta (2.2.2025).
Dia juga mengatakan bahwa keberhasilan dan di antara mereka akan sangat menentukan efisiensi dari enam tugas utama, termasuk manajemen investasi dan dividen, restrukturisasi yang disetujui, membentuk investasi dan eksploitasi operasional.
“Dengan skala dan mandat sebesar ini dan harus dikelola antara transparansi dan tanggung jawab yang tinggi. Jangan biarkan otoritas besar ini percaya bahwa inefisiensi atau peraturan,” katanya.
Menurutnya, itu harus dibuat di antara orang -orang karena orang ingin melihat bahwa suara tumbuh sehat, menghasilkan dividen maksimum dan memiliki dampak nyata pada masyarakat.
Dia juga mengatakan bahwa MPRIS akan terus memantau kinerja dan dapat mendorong daya saing nasional di antara investasi yang dikelola dan peluang terbuka untuk kerja sama strategis dengan investor dunia.
Mengenai kedua pelatihan resmi setelah rancangan undang -undang tentang undang -undang 19. Pada bulan Desember 2003. Tahun -tahun tentang perusahaan negara (Senička Ruka), yang membawa parlemen Indonesia dalam bidang hukum.