Nasib Rupiah Kian Terpuruk, Sore Ini Ditutup Tembus Rp16.400 per USD

JAKARTA – Rupiah melemah 142 poin atau 0,87 persen menjadi Rp 16.412 pada perdagangan hari ini, setelah sebelumnya dijual 16.270 dolar. Rupee dibuka pada 16.298 rupee per dolar, menurut data Bloomberg.

Pengamat pasar keuangan Ebrahim Assoibi mengatakan dolar AS terpukul oleh data pada hari Kamis yang menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Mei dan PPI bulan lalu setelah naik sebesar 0,5 persen pada bulan April.

Dia terus menulis: “Harga dasar datar setelah kenaikan 0,5% di bulan sebelumnya. Hal ini terjadi setelah indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Mei lebih lemah dari perkiraan ekonom pada hari Rabu, yang menyebabkan kenaikan dolar. Ibrahim dalam pemeriksaannya, Jumat (14/6/2024).

Secara umum, rilis CPI dan PPI dapat mengindikasikan penurunan tekanan harga pada pengeluaran pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi The Fed. Namun, optimisme terhadap penurunan inflasi tidak cukup untuk mencegah pelemahan dolar.

Selain itu, Uni Eropa telah mengumumkan pajak yang tinggi sebesar 17 hingga 30 persen atas impor kendaraan listrik dari Tiongkok. SAIC Motor Corp Ltd terkena dampak paling parah karena menghadapi aktivitas bisnis tertinggi di antara perusahaan sejenis.

Uni Eropa mengikuti Amerika Serikat dalam mengenakan tarif pada sektor kendaraan listrik Tiongkok yang berkembang pesat. Namun tidak seperti AS, UE adalah pasar utama bagi produsen mobil listrik Tiongkok.

Tarif tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa Uni Eropa dan Amerika Serikat akan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap impor Tiongkok, sementara Beijing dapat mengumumkan tindakan pembalasan yang dapat merusak hubungan antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia.

Dari sudut pandang domestik, risiko perekonomian global masih negatif, meskipun terdapat beberapa kejutan positif yang mungkin terjadi. Hal ini karena meningkatnya ketegangan geopolitik dapat menyebabkan inflasi, sementara fragmentasi perdagangan yang semakin meluas akan menghambat jalur perdagangan.

Kemudian, ketidakpastian kebijakan perdagangan mencapai tingkat yang tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sejak tahun 2000, pemilihan umum telah diadakan di seluruh dunia. Inflasi juga dapat menunda pelonggaran moneter.

Baca Juga: Rupee Tetap Di Atas Rp 16.200, Perekonomian RI Terancam

Suku bunga yang lebih tinggi juga akan mengurangi aktivitas global. Negara-negara besar juga berisiko mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan karena berbagai tantangan dalam negeri. Lebih banyak bencana terkait iklim juga dapat mengganggu aktivitas ekonomi.

Sisi positifnya, inflasi global mungkin melambat lebih cepat dari perkiraan, sehingga memungkinkan dilakukannya pelonggaran kebijakan moneter dengan cepat. Selain itu, pertumbuhan di Amerika Serikat mungkin lebih kuat dari perkiraan.

Untuk menghindari dampak buruk terhadap perekonomian global, pemerintah harus terus bekerja sama dengan para pembuat kebijakan untuk mendukung pembangunan dalam jangka menengah dan panjang, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas, kualitas investasi publik, membangun sumber daya manusia dan mengurangi kesenjangan gender di pasar tenaga kerja. .

Berdasarkan data di atas, pada sesi berikutnya rupiah diperkirakan akan melemah namun juga melemah pada kisaran Rp 16.400-16.470.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *