Netflix Vs Spotify, Mana yang Lebih Perkasa? 

krumlovwedding.com, JAKARTA – Dua perusahaan raksasa streaming, Netflix dan Spotify, terus maju dan berkembang dalam memberikan layanan inovatif kepada para penggemar streaming. Pertumbuhan bisnis kedua perusahaan mengalami perubahan dan diversifikasi, mulai dari pendapatan, return saham, dan return on capital. 

Mengutip akun Instagram @dc_Economics, menguraikan perbandingan kinerja antara Netflix dan Spotify, menunjukkan metrik utama seperti pendapatan, arus kas bebas, kinerja saham, margin, dan laba atas ekuitas. 

“Meski Netflix memimpin dalam hal pendapatan, Spotify melihat peningkatan kuat dalam kinerja saham,” tulis @dc_ Economics, dikutip Sabtu (19/10/2024).

Tercatat, angka pendapatan Netflix dan Spotify terus bertambah setiap tahunnya. Netflix mencatatkan pendapatan yang tidak mendekati Spotify. Berdasarkan grafik yang ditampilkan, pendapatan Spotify pada tahun 2020 masih di bawah $10 miliar, sedangkan Netflix sudah berada di kisaran $20-30 miliar. Kemudian pada tahun 2021, pendapatan Spotify hampir mencapai $10 miliar, sementara Netflix berhasil mencapai tepat $30 miliar. 

Sedangkan pada tahun 2022, Spotify akan mencatatkan pendapatan di kisaran 10-20 miliar dolar, sedikit lebih tinggi dan akan tetap berada di kisaran yang sama pada tahun 2023. Sedangkan pendapatan Netflix pada tahun 2022 dan 2023 diperkirakan tumbuh pada kisaran 30-40 miliar dolar. dolar AS.  

Data LTM (dua belas bulan terakhir) juga mencatat pertumbuhan pendapatan bagi kedua pemimpin streaming tersebut. Netflix hampir mencapai angka $40 miliar, sementara Spotify tumbuh tetapi masih berada di kisaran pertengahan $10-20 miliar. 

Sedangkan data yang sama menunjukkan kinerja Spotify lebih baik dibandingkan Netfix. Berdasarkan data tersebut, telah terjadi dilusi saham, yaitu terjadi penurunan kepemilikan saham oleh investor karena adanya penambahan modal perseroan. 

Netflix membukukan return saham pada tahun 2020 pada kisaran 1,5 hingga 2,0 persen, kemudian turun di bawah 1,5 persen pada tahun 2021. Kinerja saham tersebut diperkirakan akan kembali bangkit pada tahun 2022 dan mengalahkan kinerja tahun 2020 yang mencapai hampir 2,0 persen. Namun pada tahun 2023 turun menjadi 1,0 persen. 

Sedangkan imbal hasil saham Spotify berada pada kisaran 2,0-2,5 persen pada tahun 2020 sebelum naik tipis pada tahun 2021, hampir menyentuh 2,5 persen. Jadi, pada tahun 2022, return sahamnya akan naik cukup tinggi dan berada pada kisaran 3,0-3,5 persen. Namun angka ini akan turun menjadi hampir 2,5 persen pada tahun 2023. Sementara di sisi LTM, baik Netflix maupun Spotify mengalami penurunan. Posisi Netflix turun di bawah 1,0 persen, dan saham Spotify turun antara 1,5 hingga 2 persen. 

“Perbedaan dalam margin dan laba atas ekuitas juga memberikan gambaran yang kontras antara kedua raksasa streaming tersebut,” lanjut dc_Economics. 

Seperti yang ditunjukkan, margin LTM Netflix mencapai 44% dalam hal laba kotor dan 19% dalam hal margin arus kas bebas (FCF). Sedangkan margin keuntungan Spotify sebesar 28% pada margin laba kotor dan 9% pada margin arus kas bebas. 

Sementara itu, laba atas ekuitas Netflix selama empat tahun terakhir berkisar antara 15-20 persen. Sementara itu, Spotify mencatat satu-satunya laba atas modal yang diinvestasikan (ROIC) yang positif pada tahun 2021. 

Data yang sama juga menunjukkan grafik kinerja saham selama lima tahun terakhir. Netflix mencatat kenaikan return harga saham sebesar 138 persen dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 19 persen. Sementara Spotify membukukan tingkat pertumbuhan kinerja saham sebesar 156 persen dengan CAGR sebesar 21 persen. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *