OJK Buka Suara Efek Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi Terhadap Pasar Modal

JAKARTA: Mahendra Siregar, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menilai meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak berdampak apa pun terhadap pasar. Sementara itu, ia mengakui pihaknya telah meredam konflik di Timur Tengah, khususnya di Gaza.

“Yang kita lakukan bukan khusus untuk itu, tapi asesmen terhadap dampak pembangunan di Timur Tengah. Mulai dari Jalur Gaza di sana, kita sudah melihat risiko penularannya,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (22/5/2024).

Mahendra mengatakan perekonomian Indonesia akan terdampak jika dikaitkan dengan harga minyak. Ada kekhawatiran dampak meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dapat menimbulkan gejolak perekonomian global, khususnya harga minyak.

Di masa lalu, pasca berita meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi berdampak pada pergerakan minyak mentah global. Minyak mentah Brent naik lebih dari USD 84 per barel setelah berita tersebut, dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik menjadi USD 80, dan keduanya kemungkinan akan naik lebih lanjut seiring dengan semakin banyaknya informasi yang muncul di Iran.

“Persoalan utamanya adalah seberapa besar dampaknya terhadap harga minyak. Tapi selain itu, dari segi ekspor dan impor, kemudian dari jumlah penduduk yang berdagang melalui transaksi keuangan, perbankan, dan lain-lain, sangat sedikit, Mahendra. dikatakan.

“Jadi ini bukan kematian presiden Iran secara spesifik, tapi penilaian komprehensif dan saya kira tidak akan ada bedanya,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *