Jakarta – Jakarta – Direktur Peumnas Budi Saddewa Soiro, presiden perusahaan Prabowo Subio, siap mendukung pembangunan 3 juta rumah. Sebagai pengembang pemerintah, basis PENS didasarkan pada aset strategis yang diperluas di seluruh wilayah untuk mencapai tujuan ini.
“Itu harus disiapkan sebagai pengembang untuk pemerintah,” kata Budi.
Budi mengatakan rumah itu dibangun tidak hanya di Jawa, tetapi juga di daerah seluas 800 hektar. Saat ini, 241 hektar tanah di daerah tersebut telah diperintah. Proyek-proyek lain juga disiapkan di barat daya Sulawes, barat daya Sulawes Selatan, termasuk Taze Keramat, Palembang, area seluas 100 hektar dengan luas sekitar 90 hektar.
Budi menambahkan bahwa Peumnas terus bekerja pada rumah bersubsidi untuk orang-orang berpenghasilan rendah (MBRS) tanpa mengorbankan kinerja bisnis perusahaan. “Kami mengatur portofolio yang kami tetapkan, yang digunakan sebagai faktor pengecualian untuk pertumbuhan perusahaan sebagai tempat tinggal nasional, yang merupakan kewajiban untuk mendukung pemerintah Punas,” katanya.
Saat ini, Buddy mengatakan Perumtas telah mengalokasikan 50% dari proyeknya ke sektor komersial dan dialokasikan 50% untuk rumah bersubsidi MBR, tetapi aturan tersebut hanya membutuhkan subsidi 20%. Boudy mengatakan PATNAS telah mengembangkan proyek perumahan vertikal yang dikombinasikan dengan pengembangan transportasi atau berorientasi transportasi di daerah perkotaan. Proyek Samesta Maata yang sedang berlangsung termasuk Margonda, Depok (940), Tanjung Barat, Jakarta Selatan (1.200) dan Tanggeang Selatan (1.400).
“Proyek Ragabtu berharap bahwa menara akan menyelesaikan sekitar 600 hingga 700 unit dari total tiga menara pada akhir Desember.”
Namun, Parnas menghadapi kesulitan besar dalam mengembangkan subsidi vertikal yang membutuhkan modal besar. Boudy mengatakan Parnas menawarkan rumah bersubsidi dengan harga kompetitif di RP. 148 juta hingga RP. Menurut daerah itu, ada $ 180 juta rumah. Harga apartemen bersubsidi menetapkan area yang relevan.
“Kesulitan bagi pengembang adalah arus kas karena konsentrasi modal. Tidak ada pendapatan modal sampai siklus proyek selesai selama konstruksi,” kata Buddy.
Budi optimis bahwa pada tahun 2025, Peumnas dapat mencapai target bangunan yang memenuhi permintaan pasar, dengan 50% halaman belakang dan 50% rumah vertikal. Budi berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dengan berpartisipasi dalam modal negara (PMN) untuk mengurangi beban keuangan.
Budi berkata: “Tahun ini bukan PMN, saya harap tahun depan akan menjadi berikutnya.