Republika.co.id, Direktur Jakarta – Kamar Dagang Amerika (Amcham) Indonesia Lydia Ruddy mengungkapkan bahwa potensi investasi AS (AS) saat ini sedang menyelidiki di sektor makanan dan energi. Ini disiarkan pada KTT Investasi Industri AS-Indo di acara 2024 berjudul “Golden Indonesia: Mapping To 2045”, yang berlangsung pada hari Selasa di Central Jarka (11.11.2024).
Pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Prabowo Subianante saat ini berfokus pada realisasi kemandirian makanan dan energi. Oleh karena itu investor menginginkan peluang yang tersedia di sektor -sektor ini.
“Kami berdiskusi dengan beberapa anggota mereka di kedua sektor (makanan dan energi) tentang bagaimana mereka dapat melanjutkan, di mana mereka melihat peluang mereka dan di mana mereka melihat beberapa hambatan,” kata wartawan Lydia di KTT investasi AS-Indoonsian pada konferensi pers 2024 pada hari Selasa (26/12/2024).
Sampai sekarang telah terungkap bahwa ini bukan dalam laporan Amcham terakhir dalam temuan spesifik atau rekomendasi tentang potensi investasi di kedua sektor.
Pada saat yang sama, rekannya Ernst & Young Indonesia Anugerah Prama mengungkapkan bahwa, menurut pengamatannya, sektor teknologi adalah salah satu bidang paling potensial dalam investasi Amerika di Indonesia.
“Menurut saya, antusiasmenya adalah untuk mendukung dan mempromosikan kerja sama antara Indonesia dan AS. Dan seperti yang kami sebutkan dalam laporan, teknologi adalah salah satu manfaat terpenting yang dapat didapatkan oleh investor kami,” jelasnya.
Laporan terbaru dari Amcham Indonesia dan Kamar Dagang Amerika, berjudul “Investasi AS: Mitra Inovasi Indonesia”, diketahui berinvestasi di Indonesia hingga $ 67 miliar atau setara dengan $ 1.066 RP (nilai tukar 15.921 RP) pada 2014-2023.
Laporan tersebut menyatakan bahwa ada empat komposisi investasi Amerika di Indonesia pada 2014-2023. Rincian, yaitu aliran investasi, Dewan Koordinasi Kementerian Investasi (BPKM), $ 17.151 miliar dan minyak listrik dan gas (minyak dan gas) $ 37.430 miliar.
Selain itu, sektor merger dan akuisisi adalah $ 7,8 miliar, serta investasi tambahan dari perusahaan Amerika hingga $ 5 miliar. Menurut laporan itu, indikator investasi dekade terakhir telah menghasilkan dampak ekonomi hingga $ 130 miliar atau sekitar RP. 2.070 triliun (nilai tukar saat ini Rp 15.921 per dolar AS).