PDB Meroket 8,2%, India Menegaskan Status Ekonomi Utama dengan Pertumbuhan Tercepat

JAKARTA – Perekonomian India diperkirakan tumbuh lebih dari 8% pada tahun fiskal 2023/24 yang berakhir pada bulan Maret, menurut data yang dirilis Jumat lalu. Kabar baik pertumbuhan ekonomi bisa menjadi dorongan bagi Perdana Menteri India Narendra Modi untuk memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu nasional.

Produk domestik bruto (PDB) tumbuh sebesar 8,2%, menurut kantor statistik, memperkuat posisi India sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dibandingkan dengan perkiraan pemerintah Modi sebesar 7,6%.

Pada kuartal terakhir tahun fiskal, PDB tumbuh lebih cepat dari perkiraan, sebesar 7,8%, dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Pada bulan Oktober-Desember, PDB tumbuh sebesar 8,6%.

“Kami memperkirakan aktivitas ekonomi akan sedikit melambat pada kuartal mendatang, namun India akan tetap menjadi pemain terkemuka di dunia,” kata Ankita Amajuri, ekonom asosiasi di Capital Economics.

Angin segar menghantam perekonomian lokal kurang dari 24 jam sebelum pemungutan suara ditutup. Tahap ketujuh ini merupakan tahap terakhir pemilu di India pada Sabtu (1/5/2024). Warga India mulai memberikan suara pada hari Sabtu. P

Pemilu di India telah berlangsung selama enam minggu sekarang. Pemilu berlangsung selangkah demi selangkah di negara tempat pemilu terbesar di dunia diadakan. Pemilu di India kali ini merupakan referendum kekuasaan Perdana Menteri nasionalis Hindu Narendra Modi.

Catatan perekonomian dalam 10 tahun terakhir era Modi menunjukkan periode pertumbuhan yang kuat di India. Negara ini naik dari negara dengan ekonomi terbesar kesembilan di dunia menjadi lima besar. Selain itu, tingkat pertumbuhan PDB juga merupakan yang tertinggi dalam dekade ini dibandingkan negara-negara besar lainnya.

Hasil pemilu India akan diumumkan pada 4 Juni 2024. Jika Modi memenangkan masa jabatan ketiga, “pelambatan apa pun (dalam perekonomian) akan bersifat moderat,” tambah Amajuri.

Ekspansi yang berkelanjutan akan mengangkat India ke peringkat negara dengan perekonomian terbesar di dunia, dan beberapa pengamat memperkirakan bahwa negara tersebut akan menjadi negara terbesar ketiga pada tahun 2027, setelah Amerika Serikat atau Amerika Serikat dan Tiongkok.

India secara luas dipandang sebagai alternatif selain Tiongkok bagi negara-negara dan perusahaan-perusahaan yang ingin mendiversifikasi rantai pasokan mereka, terutama ketika hubungan antara Washington dan Beijing memburuk.

Beberapa perusahaan terbesar di dunia, termasuk pemasok Apple (AAPL) Foxconn, sudah memperluas operasinya di sana. “Setelah Tiongkok, India adalah satu-satunya negara yang mampu mencapai skala ekonomi karena pasarnya yang besar,” tulis ekonom Nomura dalam laporannya awal pekan ini.

“India adalah salah satu dari sedikit negara yang dapat menarik minat investor lintas sektor,” tambahnya.

Meskipun terdapat euforia seputar angka pertumbuhan tersebut, para ekonom mengatakan perekonomian India menghadapi tantangan besar dalam dekade mendatang. Pemerintahan baru harus menciptakan ratusan juta lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk miskin.

Dengan usia rata-rata 29 tahun, populasi India merupakan salah satu yang termuda di dunia, namun negara ini belum memperoleh potensi manfaat ekonomi dari demografi generasi mudanya.

Menurut laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional (ILO), masyarakat India yang berpendidikan antara usia 15 dan 29 tahun lebih besar kemungkinannya menjadi pengangguran dibandingkan masyarakat India yang tidak berpendidikan. Hal ini mencerminkan “ketidaksesuaian antara permintaan dan lapangan kerja yang tersedia.”

Tingkat pengangguran kaum muda di India saat ini juga dikatakan lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran dunia. Para analis khawatir jika partai Modi memperoleh hasil buruk dalam jajak pendapat, maka hal ini akan menunda reformasi penting dan tidak akan menghasilkan apa-apa.

Namun salah satu ancaman jangka panjang terbesar yang dihadapi perekonomian India adalah perubahan iklim. Negara ini sangat rentan terhadap panas ekstrem dan beberapa tempat telah melampaui batas kemampuan manusia untuk bertahan hidup, kata para ahli.

Awal pekan ini, ibu kota India, Delhi, mencatat rekor suhu tertinggi, mencapai 49,9 derajat Celsius (121,8 derajat Fahrenheit), CNN melaporkan, dan gelombang panas memaksa pihak berwenang menerapkan penjatahan air.

Para ahli khawatir kenaikan kadar merkuri di India dapat menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan, kesehatan, dan pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2030, negara ini diperkirakan akan kehilangan sekitar 5,8% jam kerja harian karena tekanan panas, menurut laporan yang dirilis pada bulan April oleh Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP).

“Masalah ini paling akut bagi pekerja asing, terutama di bidang pertanian dan konstruksi, namun juga relevan bagi pekerja pabrik dalam negeri,” tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *