Pemberdayaan Kreator Konten Bisa Pacu Proses Transisi Energi

JAKARTA – Sesuai Program Energi Bersih yang Terjangkau dan Aman untuk Asia Tenggara (Clean Energy, Affordable and Safe/CASE) dan Rencana Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), pembuat konten digital dapat mendorong pertukaran energi di dunia. negara.

Manajer proyek CASE IESRAgus Tampubolon mengatakan pemberdayaan langsung akan memungkinkan semua pihak bekerja sama untuk mencapai transisi energi terbarukan. Salah satu tantangan dalam menyelesaikan masalah transisi energi adalah karena adanya pengaruh yang tidak terlihat, ujarnya.

Namun melalui media dan storytelling, pembuat konten dinilai mampu mentransformasikan fenomena di lingkungan menjadi dokumen yang menjangkau masyarakat luas. Ia mengatakan, produksi konten media sosial dapat menjadi pelengkap dalam mengekspresikan perubahan kekuasaan dalam skala yang lebih besar, karena proses penyebaran informasi tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga bottom-up melalui gerakan atau inisiatif komunitas.

Ia menyimpulkan, hubungan yang terjalin akan menyadarkan semua pihak akan permasalahan dalam proses percepatan pertukaran kekuasaan sehingga bisa mengambil tindakan.

Itu juga merupakan salah satu tujuan proyek CASE. “Dulu CASE hanya fokus pada penelitian dan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah, tapi sekarang kita mulai menggunakan media sosial,” ujarnya. / 2024).

CASE mengadakan lokakarya mini bertajuk #xploREtalk Elevating Eco-Warriors as Digital Storytellers untuk membekali para pembuat konten media sosial yang bekerja pada isu-isu lingkungan dan transformasi energi dalam menciptakan konten digital.

Harapannya, lokakarya ini akan memperluas kemungkinan penyampaian cerita seputar transformasi energi, khususnya di kalangan kelompok usia Gen Z, serta memperkuat penyampaian cerita dan liputan isu-isu transformasi energi di media. CASE bertujuan untuk mendorong transformasi sektor ketenagalistrikan di Asia Tenggara guna meningkatkan ambisi mitigasi perubahan iklim. Program ini berfokus pada empat negara besar ASEAN termasuk Indonesia, Vietnam, Thailand, dan Filipina. 

Keempat negara ini mewakili sekitar tiga perempat dari total produksi listrik di Asia Tenggara dan menyumbang sekitar 72 persen produk domestik bruto (PDB) di kawasan ini dan 82 persen populasinya.  Oleh karena itu, pengembangan energi terbarukan di negara-negara tersebut akan sangat mempengaruhi kemampuan Asia Tenggara dalam memenuhi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan tujuan global Perjanjian Paris.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *