Pemerintah Diminta Waspadai Pergerakan Nilai Tukar Rupiah

JAKARTA – Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra Bambang Haryo Soekartono (BHS) menyebut pemerintah patut mewaspadai pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati Rp 17 ribu.

– Ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah. Karena pergerakan ini termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara,” kata BHS, dikutip Rabu (19/06/2024).

Data Investing.com menunjukkan kinerja rupee terhadap dolar merupakan salah satu yang terburuk terhadap beberapa mata uang lainnya secara year-to-date (YTD) 2017 per 17/06/2024. Nilai tukar dolar terhadap dong Vietnam +3,88%, ringgit Malaysia +2,68%, dolar Singapura +2,57%, baht Thailand +6,88%, sedangkan rupiah +6,58%.

“Kalau kita lihat pergerakannya dari tahun 2012 hingga 2024 di bursa.org, dalam dolar Singapura pergerakannya dari S$1,25 menjadi S$1,325, Brunei Darussalam dari $1,24 menjadi $1,35, Thailand dari 31.074 baht pada 36”. 67 baht atau 18 persen, Malaysia mengalami pergerakan besar yakni dari 3,08 ringgit menjadi 4,69 ringgit atau 52 persen.

Ia mengingatkan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terus menguat hingga Rp 17 ribu atau lebih buruknya hingga Rp 20 ribu berpotensi mempengaruhi kondisi perekonomian makro dan mikro Indonesia.

“Malaysia telah mengambil langkah menyikapi pergerakan nilai tukar dengan membuka seluas-luasnya pintu investasi di industri negara-negara China, Amerika, dan Eropa, karena Malaysia dilalui kapal-kapal dari seluruh dunia. Kalau Indonesia sulit mengambil tindakan yang sama karena biaya investasi dan produksi di sini lebih mahal dibandingkan di Malaysia,” jelasnya lagi.

Baca Juga: Rupiah Jatuh ke Rp 16.374/USD, Ekonom: Perlu Penguatan Pemerintah Selain BI

Menyikapi keadaan tersebut, BHS mengimbau pemerintah belajar dari kebijakan perekonomian era Presiden BJ Habibie.

Langkah BJ Habibie saat itu yang bisa ditiru adalah kebijakan fiskal dengan menghentikan sejumlah proyek infrastruktur dan mengurangi bahkan meniadakan perjalanan presiden yang kemudian diikuti pejabat dari pusat hingga daerah, untuk sementara. Tujuannya untuk menjaga APBN. ,” dia berkata.

BJ Habibie juga menolak usulan IMF untuk menaikkan harga bahan bakar dan listrik untuk menghindari efek multiplier ekonomi terhadap pelaku industri dan UKM pada khususnya.

“Kalau harga energi naik pasti yang paling terdampak adalah UKM. Sedangkan UKM adalah penopang finansial kita yaitu 65% dan juga banyak menyerap tenaga kerja yaitu 97% dari total lapangan kerja,” ujarnya lagi.

Ia berharap pemerintah bisa mengambil langkah mengantisipasi pergerakan nilai tukar rupiah agar tidak naik ke nilai Rp17 ribu atau lebih.

“Kalau nilai tukar terhadap dollar terus naik maka dampaknya akan sangat merugikan. Karena hampir semua sektor di Indonesia bergantung pada barang-barang yang terkena dampak dollar. Saya juga mendorong pemerintah untuk memberikan insentif dan mengurangi biaya energi untuk tekstil. sektor,” ujarnya.

Selain itu, jika sektor energi mengalami kenaikan harga, maka masyarakat dan pelaku usaha, terutama skala kecil, akan terkena dampak yang cukup besar. Jika harga BBM naik maka sektor transportasi akan terpaksa melakukan penyesuaian harga, yang pada akhirnya akan dilakukan oleh konsumen atau masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi yang harus menanggung biaya tambahan.

“Jika hal ini terjadi maka akan berdampak pula pada perekonomian nasional. Harga barang tinggi, masyarakat tidak mampu membelinya dan pada akhirnya angka pertumbuhan ekonomi hanya bagus di atas kertas,” kata BHS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *