Pengamat Intelijen Nilai Sjafrie Sjamsoeddin Punya Loyalitas dan Kecepatan Kerja

JAKARTA – Presiden terpilih dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan membentuk kabinet dengan beberapa nama yang santer beredar. Salah satunya adalah Sjafri Sjamsoddeen yang dikabarkan bersekongkol menjadi Menteri Pertahanan (Menhan).

Namun sejumlah pihak menolak masuknya nama Sjafri Sjamsoddeen sebagai Menteri Pertahanan. Menurut pengamat intelijen Fouqa Noor Farid, penolakan tersebut menunjukkan Sjafri Sjamsoddeen tidak mampu menjalankan misi tersebut dan ada pihak yang mencoba membuat onar.

“Ada yang main-main mencoba menghubungkan hal-hal yang tidak benar, seperti menyebut Pak Sjafri orang Orde Baru,” kata Fouka kepada Jakarta Timur dalam keterangannya yang dikutip, Senin (20/5/2024). ).

Foucault menekankan bahwa tidak semua aspek tatanan baru harus dipandang negatif. Ia mencatat, banyak menteri di bawah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hidup di era Orde Baru namun berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

“Ada baiknya kita mencontoh apa yang ada pada masa Orde Baru, tidak baik kita tinggalkan, kita ingin memajukan bangsa,” ujarnya.

Selama bertugas sebagai tentara, Sjafri mampu menjalankan berbagai tugas baik di belakang layar maupun di depan umum. Beberapa jabatan yang dijabat Sjafri antara lain Komandan Pasukan Grup 1 Danton Sandy Yudha, Paspampres Grup A Danton, Pangdam Jaya, Sahli Panglima Polhukam TNI, dan Kapolhukam TNI.

Saat Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono menjabat, Sjafri diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) periode 2010–2014. Pada kurun waktu tersebut, Kementerian Pertahanan memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Presiden keenam kita pernah mendapat kepercayaan dari Pak Sjafri sebagai Wakil Menteri Pertahanan RI. Saat itu Kementerian Pertahanan mendapat WTP Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan, tambah Fauca. Mantan anggota tim Maver.

Fauca menegaskan, Sjafri merupakan sosok handal yang berpengalaman menangani peralatan utama sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia (Alutsista). Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) ini optimistis, kekuatan militer Indonesia akan terus membaik jika Sjafri dianggap sebagai Menteri Pertahanan.

“Saat Pak Prabowo jadi Menteri Pertahanan, militer kita menduduki peringkat 13 dari 137 negara dan kedelapan dari 45 negara di Asia. Kita butuh orang-orang yang bisa melanjutkan misi ini,” ujarnya.

Menurut Foucault, Sjafric memiliki loyalitas yang besar terhadap negara dan kemampuan bertindak cepat atas perintah yang diberikan negara. Ketepatan dan kecepatan kerja penting untuk membantu Prabowo-Gibran melaksanakan seluruh program kerja untuk memimpin Indonesia pada periode 2024-2029.

“Pak Prabowo butuh orang-orang yang handal dan amanah. Salah satunya Pak Sjaffrey. Kalau work rate Pak Prabowo 100, harusnya semua orang 100. Tidak bisa Pak Prabowo 100 dan 50 lagi,” kata Fauca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *