Peningkatan Produksi Biomassa PLN Dorong Lapangan Kerja di Daerah

JAKARTA – Proyek Kofiring yang menggantikan sebagian batu bara dengan biomassa pada pembangkit listrik, berdampak besar terhadap lingkungan namun juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat perbatasan. Coffering berhasil membuka peluang kerja yang besar sehingga masyarakat tidak perlu keluar rumah.

Hal tersebut disampaikan oleh PT PLN Energi Primer Indonesiya (EPI) melalui afiliasinya PT Berkah Bara Rizky Bersama (BBRB). Dari produksi biomassa dari serpihan kayu tanaman pohon karet, PLN EPI mitra ini mampu menyerap banyak tenaga kerja muda, khususnya di Desa Makersari, Kecamatan Lyric, Provinsi Ria.

Salah satu pekerja, Aryav Dwita, mengatakan, karena ibu mertuanya sakit, ia terpaksa pulang ke rumah untuk merawatnya. Namun, minimnya lapangan pekerjaan memaksa Bai harus menganggur selama enam bulan

Keadaan berubah ketika PT BBRB beroperasi dan banyak pekerja yang harus memproduksi serpihan kayu biomassa sebagai material komposit PLTU Tembilahan. Akhirnya, ia dan pemuda lain di daerahnya tidak lagi menganggur dan bisa menghidupi anak, istri, dan keluarganya

“Saya sangat mendukung proyek seperti ini karena melibatkan tenaga kerja lokal. Tidak perlu jauh-jauh karena sudah punya tempat bekerja di rumah sendiri. Kami berharap bisa lebih memanfaatkan biomassa.” (26/5/2024)

Seorang penebang pohon karet, Bai mampu memperbaiki hidupnya tanpa harus tinggal di rumah saudaranya “Saya sangat senang melakukannya. Bai berkata, “Saya bisa menyewa sekarang tanpa tinggal di rumah saudara perempuan saya.”

Sebagai karyawan, Bai juga berharap dapat meningkatkan pengumpulan biomassa untuk PLTU Temblahan Pabrik tempat dia bekerja harus tetap beroperasi dan jumlah karyawannya akan bertambah

Sementara itu, Field Manager PT BBRB Wikasana Adit mengungkapkan pihaknya saat ini sedang memesan mesin operasi dan akan mampu meningkatkan produksi serpihan kayu biomassa. Hal ini didukung oleh banyaknya sumber daya di wilayah dimana PT BBRB beroperasi

Namun, saat ini perseroan hanya mampu mempekerjakan 10 orang karena terbatasnya kapasitas mesin pemotong kayu Ia menegaskan, ke depan timnya akan memastikan peningkatan jumlah pekerja di mesin besar dan kebutuhan biodiesel.

“Banyak warga di sini yang datang menanyakan apakah ada pekerjaan. Tapi saat ini kami dibatasi 10 orang karena pekerjaan kami masih terbatas,” kata Adit.

Selain pemukim yang datang untuk meminta pekerjaan, lanjut Aditya, beberapa pemilik perkebunan karet yang ingin membuka lahan juga menghampirinya. Pemilik perkebunan karet ingin menanam pohon palem dan meminta PT BBRB untuk menanam tanamannya.

Adit tidak membayar untuk membersihkan taman Sedangkan pohon karet yang dipanen akan diterima PT BBRB dan diolah menjadi serpihan kayu

“Pohon karet yang bagus dibuat papan oleh pemilik perkebunan. Namun pohon yang bagus sebanyak itu tidak bisa dijadikan papan. Sisanya diolah menjadi serpihan kayu. kepada pemilik taman. Aditya berhenti mengatakan bahwa dia akan mengirim.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *