Pentingnya Lahirkan Lulusan Sebagai Primus Inter Pares yang Berkarakter Pancasila

JAKARTA – Universitas Pancasila (UP) berhasil meluluskan 2.600 orang pada wisuda tahun ajaran 2023/2024 di Jakarta Convention Center.

Acara wisuda dipimpin oleh Rektor UP Prof. Marsudi Wahyu Kisworo. Dalam sambutannya, Prof Marsudi menyampaikan pesan agar lulusan Universitas Pancasila harus menjadi manusia terbaik dan menjadi Primus Inter Pares. Dengan demikian, ia mampu mempertahankan kepemimpinan yang adaptif, produktif, inovatif, dan kontributor sesuai nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi.

Hal ini sependapat dengan komentar Dr. (HC.)Ir. Siswono Yudo Khusodo, Ketua Pembina yayasan, mengatakan persaingan di dunia yang sudah menjadi borderless world (dunia tanpa batas) tidak hanya terbatas di dalam negeri namun juga lintas batas negara. “Seluruh dunia memperkirakan Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat pada tahun 2050 setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.

Menurut dia, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni PDB di atas $1 triliun. Di kawasan Asia Tenggara, hanya Indonesia yang mempunyai faktor seperti itu. Negara kita menempati peringkat ke-15 di dunia dalam hal PDB. Semua studi empiris menunjukkan bahwa negara-negara dengan PDB lebih dari $1 triliun mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.

“Pada tahun 2045, saya optimistis Indonesia akan terkenal dan menjadi negara maju utama di antara bintang-bintang ekonomi dunia. Oleh karena itu, generasi muda harus siap, termotivasi untuk sukses dan termotivasi untuk terus berinovasi dalam berkarya.”

Pemuda itu unggul dan berkarakter Pancasila

Dalam acara wisuda kali ini, Prof. dr. Bambang PS Brodjonegoro. Pada periode ini, Prof. Bambang yang pernah menjadi Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Menteri Keuangan menyampaikan keynote address dengan topik “Peran Generasi Muda Berprestasi yang Berpancasila” -karakter”. Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”.

Dia mengatakan Forum Ekonomi Dunia (PWC) memperkirakan bahwa kecerdasan buatan akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan pada tahun 2025. PWC juga memperkirakan bahwa 30 persen pekerjaan dapat diotomatisasi pada pertengahan tahun 2030an.

Selama gelombang pertama dan kedua, sebagian besar perempuan diyakini berisiko terkena otomatisasi karena mereka bekerja di bidang administratif. Dalam jangka panjang, banyak laki-laki juga akan terkena dampaknya karena mesin akan menggantikan banyak pekerjaan manual di berbagai industri.

“Oleh karena itu penting bagi lulusan untuk mempelajari berpikir kritis, kreativitas, interpersonal skill dan berbagai soft skill lainnya yang tidak hanya mengandalkan gelar,” ujarnya.

Upaya UP untuk mengatasi tantangan global

UP menerima tantangan dunia global tersebut di atas dan telah melakukan banyak upaya untuk mendorong mahasiswanya agar berprestasi. Rektor Profesor Marsudi menyatakan mahasiswa dapat belajar internasional melalui program IISMA (Indonesian International Student Mobility Award) di University of Pécs di Hongaria dan Universiti Malaysia di Malaysia.

Mahasiswa dari berbagai fakultas juga berhasil meraih penghargaan: International Film Festival Awards di Malaysia; World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) dan National Pharmacy Olympiad Championship, National Championship Business Idea Competition Mahasiswa Pariwisata 2023 ke-6, Digital Poster Competition Awards, Beasiswa BRIN Mahasiswa di TalentaBRIN ada program (Barista).

“Di kalangan non-akademisi, para pelajar berhasil meraih juara kedua Kejuaraan Daerah Tarung Derajat, meraih medali perak Taekwondo pada PON, dan mengikuti Turnamen Terbuka 4 Kejuaraan Karate Internasional Esa Unggul Cup 2023.” Profesor Marsudi menjelaskan hal itu dalam sambutannya.

Meningkatnya kualitas peserta didik yang diikuti dengan kualitas guru yang berkualitas tidak lepas dari prestasi yang diraih guru, antara lain berbagai dana hibah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, BRIN, LPDP, kementerian dan swasta. perusahaan, serta sumber pendanaan internasional sebesar USD 44,687 miliar.

Sementara itu, tercatat Rp9,509 miliar dari tiga sumber pendanaan berbeda, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian, dan perusahaan swasta, untuk kegiatan pelayanan publik. Total pembiayaan program Kedai Reka sebesar Rp11,743 miliar dan modal mitra (DUDI) sebesar Rp14,658 miliar. “Dengan hasil tersebut, Universitas Pancasila masuk dalam peringkat tiga besar perguruan tinggi nasional pada Klaster Inti,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *