Penyakit Baru dan Emerging Disease Ancam Ketahanan Pangan Nasional

krumlovwedding.com, JAKARTA – Perubahan iklim dan potensi munculnya penyakit tanaman baru dapat menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan nasional. Hal ini mengemuka dari diskusi bertajuk “Kesehatan Tanaman Sebagai Faktor Kunci Penunjang Ketahanan Pangan Nasional” yang diselenggarakan di Pusat Kongres Internasional IPB.

Diskusi tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti Dekan Fakultas Pertanian IPB University, akademisi, Kementerian Pertanian, Badan Karatina Indonesia, industri pertanian, petani. Banyak pakar pertanian dari berbagai daerah di Indonesia juga online.

Profesor Sri Hendrastuti Hidayat dari Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB University mengatakan penyakit tanaman telah banyak menyebabkan bencana kelaparan sepanjang sejarah. Misalnya penyakit yang menyerang tanaman kentang di Irlandia, penyakit bercak coklat pada tanaman padi di India, dan virus yang menyerang tanaman singkong di Uganda.

Kegagalan panen di banyak negara telah menyebabkan bencana kemanusiaan akibat berkurangnya sumber makanan pokok. “Penyakit tanaman mempunyai sifat dinamis dimana penyakit yang tadinya aman dan terkendali suatu saat bisa muncul kembali dan menimbulkan masalah,” ujarnya.

“Harus ada cara untuk menerapkan strategi mitigasi dan penanganannya. Penyakit kesehatan tanaman ini sangat penting karena berpotensi mempengaruhi ketahanan pangan,” tambah ahli fitopatologi yang akrab disapa Profesor Asti itu.

Dr Ir Bambang Budhianto, perwakilan Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI), juga mengatakan. Menurut dia, ancaman serangan hama dan penyakit berdampak langsung pada munculnya kerugian tanaman.

Misalnya saja kehilangan hasil panen pada tanaman hortikultura akibat serangan hama berkisar antara 46 persen hingga 100 persen atau gagal panen. “Ancaman hama dan penyakit merupakan hal yang paling ditakuti para petani,” ujarnya.

Hal tersebut dibenarkan Adi Suryadi, petani asal Karawang yang mengalami gagal panen saat menanam tanaman kacang panjang. Adi mengatakan, saat virus menyerang sebagian tanaman miliknya, hampir seluruh tanaman yang ditanam di lahan seluas 1,5 hektare tersebut tidak dapat bertahan dan rusak. Virus yang dibawa oleh serangga ini menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.

Adi belajar dari pengalaman tersebut dan kini mengambil berbagai langkah proaktif untuk mencegah kerugian besar yang dialaminya terulang kembali. Beberapa hal yang dilakukan antara lain budidaya yang benar, pemupukan dan pengendalian hama dengan mengamati tanaman setiap hari serta menggunakan bibit unggul yang tahan terhadap penyakit termasuk virus.

Menurut Bambang Budhianto dari MPPI, penggunaan benih dengan kualitas terbaik menjadi salah satu kunci pencegahan penyakit tanaman. Pasalnya, benih terbaik dihasilkan dari proses pemuliaan tanaman sehingga menghasilkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi lingkungan buruk, seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu.

Selain itu, benih dengan kualitas terbaik juga diberi perlakuan atau perlakuan khusus dengan fungisida atau insektisida atau bahkan kombinasi keduanya, sehingga benih tersebut didesinfeksi dari patogen yang ditularkan melalui benih atau tanah.

“Industri pengolahan benih dunia diperkirakan mencapai US$ 9,2 miliar pada tahun 2027. Jumlah ini sangat besar karena permintaan benih berkualitas semakin meningkat dan setiap negara harus menjamin ketahanan pangannya,” kata Bambang.

Namun benih berkualitas bukan satu-satunya kunci untuk mencegah penyakit tanaman baru yang mengancam ketahanan pangan. Kerja sama dan sinergi antar pemangku kepentingan sangat penting.

Dengan membangun jaringan yang kuat dan kolaboratif, kita dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih kuat, produktif, dan berkelanjutan. Dengan cara ini, kesejahteraan petani dan ketahanan pangan akan tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *