JAKARTA – Mantan Kabareskrim Polri Komisaris Jenderal Zusno Dudji menilai tersangka Peki sudah ditangkap polisi. Setiawan dianiaya terkait pembunuhan pasangan Cirebon, Vina dan Pegi, ia berharap polisi bisa menangguhkan penahanan Pegi.
Ia menilai, proses hukum yang dilakukan Pegi banyak kejanggalan. Ditambahkannya, keterangan saksi dan penuntutan lemah karena tidak berdasarkan ilmu pengetahuan.
“Coba lihat, polisi mengumumkan pada konferensi pers pertama bahwa ada sidik jari Pegi, ada akta Pegi, ada kartu keluarga, ada juga foto Pegi, tapi itu bukti namanya memang benar Pegi. tidak perlu menggunakan barang itu. Itu (bukti) ibunya sudah bilang: “Peki Cook, ibunya tidak percaya padanya,” kata Susno dalam wawancara One On One di SINDOnews TV.
Artinya pernyataan polisi sangat kuat bahwa dia adalah Peki Setiawan, tapi belum tentu pelakunya. Yang belum dibuktikan penyidik, dialah pelakunya,” lanjutnya.
Menurut dia, penyidik harus membuktikan keterlibatan Pegi dalam pembunuhan Vina dan Eky, yang salah satunya melakukan penyidikan secara ilmiah.
“Sidik jari Pegi tertinggal di TKP. Barang bukti yang tertinggal dipakai untuk melakukan kekerasan atau tidak, bisa berupa helm. Naik sepeda motor dll. Jika tidak maka dianggap keringanan. Apakah DNA Pegi ada di baju Eky dan Vina? Kalau begitu: “Enggak, apakah darah Vina dan Egie berceceran di baju Peggy?”
Ia pun mempertanyakan penanganan kasus Pegi, tersangka pembunuhan Vina dan Eky. Dia mendesak polisi mengusut sesuai dengan KUHAP.
“Secara teori, penyidikan yang sah adalah serangkaian kegiatan di mana petugas penyidik menjalankan hukum acara yang relevan untuk memberikan pencerahan baru atas suatu peristiwa dan dengan demikian menentukan siapa pelakunya. Jika dibatalkan, tangkap Pegi dan temukan bukti untuk membawanya ke tersangka,” kata Susno.
Atas dasar itu, dia berharap polisi bisa menunda penangkapan Pegi. Prosedur penangguhan itu bisa dilakukan oleh pihak kepolisian. Saran kami, jika tidak ada bukti maka penahanan Pegi dihentikan, ujarnya.
