Pesan Prajurit Marinir Lettu Eko Sebelum Bunuh Diri di Yahukimo: Apalagi yang Diharapkan Kalau Tidak Mati?

JAKARTA – TNI AL angkat suara terhadap Lettu (Mar) Eko Damara, prajurit TNI AL yang bunuh diri belum lama ini, Kotis Koramil Dekai, Kodim 1715 Yahukimo, Dataran Tinggi Papua. Dankormar Mayjen TNI (Maret) Andy Supardi merilis hasil pemeriksaan digital forensik terhadap ponsel Lettu Eko.

Dalam surat tersebut disebutkan bahwa Letjen Eko tampak tidak berdaya dan menyinggung soal utang dan pembayaran. Korban bunuh diri karena terlilit utang judi online sebesar Rp 819 juta.

“Tidak ada harapan untuk berkeluarga, bersekolah, berpenampilan baik. Tidak ada harapan untuk mendapat jabatan di organisasi, jabatan di unit.” dia berkata. Tidak ada harapan untuk diterima oleh orang-orang di sekitar Anda, jadi jika Anda tidak mati, apa lagi yang bisa Anda harapkan? /5/2024).

Satgas Pamtas Mobile RI-PN Mobile Yonif 7 Medik Marinir Lettu Eko wa Kwanza bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri menggunakan senjata SS2-VI.

Mayjen Andy menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Sabtu (27/4/2024) pukul 13.02 WIB. Saat itu, Letjen Eko wa Kwanza masuk ke ruang sakit dan memerintahkan dua prajurit lainnya keluar ruangan.

Karena Letjen Laut Eko berangkat pukul 13.04 WIT untuk membersihkan ruangan, sehingga hanya membutuhkan waktu dua menit. Prada (Mart) Hassan dan Pratu (Mar) Agus keluar dari ruang kesehatan. Kemudian pada pukul 13.06 WIT, Prada (Mart) Danu masuk. pihak ruang kesehatan menginginkan “Tetapi karena ruangan dikunci, Prada (Mar) Danu keluar dari ruangan. Pukul 13.07 WIB terdengar suara tembakan dari dalam ruang kesehatan,” kata Andy.

Saat pintu ditutup, seorang prajurit lain melihat melalui jendela dan melihat Lettu Eko berlumuran darah. Posisi tubuh saat ini tergantung pada dinding ruangan.

“Senapan SS-2 V1 bertumpu dengan popor di paha kanan, kemudian laras senapan melintas dari kanan ke kiri, melintasi dada, dan tangan kanan masih memegang pegangan pistol.

Ruangan segera dibongkar dan diberikan pertolongan pertama. Menurut dia, Letjen Eko saat itu masih hidup dan dilarikan ke RSUD Dekai saat tiba sekitar pukul 13.15.

“Ia langsung dirawat oleh dr April, dokter jaga RSUD Dekai. Kemudian pada pukul 14.00 WIT, dr April Lettu Eko dinyatakan meninggal dunia tidak dapat tertolong,” kata Andy.

Jenazah pertama Letjen Eko dibawa ke Masjid At-Taqwa Dekai dipimpin Dansatgas untuk dimandikan dengan air islami. Namun pemakamannya harus dibawa ke desanya di Sumatera Utara untuk formalitas.

Pada saat yang sama, Andy menghubungi petugas koroner Letkol Eco untuk memastikan apakah ada luka memar di tubuhnya. Menurut petugas koroner, tidak ada luka memar atau luka bakar.

“Orang yang mandi melihat langsung tidak ada luka lebam di kepala, tangan, badan, dan kaki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *