Petugas Haji Tulus Ikhlas Jaga dan Lindungi Lansia

Prof. Dr. Martin Custati, MP

Rektor UIN Imam Bonjol Padang

Menjadi petugas haji berarti mempersiapkan diri secara jasmani dan rohani untuk melayani duyufurrahman atau tamu Allah. Mereka dituntut siap bekerja 24 jam dengan ikhlas dan hanya berharap pada rahmat Tuhan.

Keikhlasan itulah yang saya peroleh ketika Kementerian Agama RI mempercayakan saya sebagai bagian dari Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) resmi pelaksanaan ibadah haji tahun ini (2024/1445 H).

Sebagai anggota tim Monev, saya sangat terharu melihat bagaimana petugas haji dengan sabar dan penuh kasih sayang membantu jamaah haji lanjut usia dan penyandang cacat. Dedikasi dan profesionalisme mereka telah membantu banyak jamaah lanjut usia dan penyandang cacat untuk mewujudkan impian mereka menunaikan ibadah haji dengan khidmat.

Pekerja haji menjadi pelayan jamaah haji lanjut usia dan cacat. Mulai dari membantu lansia dan difabel berjalan, mengambilkan air zamzam, mengantar ke tempat ibadah, mereka membantu dengan ikhlas.

Semua itu dilakukan tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Hanya ridho Allah dan syafaat Nabi yang memotivasi mereka untuk terus berkarya. Melayani orang tua itu seperti melayani orang tua.

Bantuan Fisik Mencapai Roh. Salah satu cerita yang saya lihat terjadi di adegan ke-3. Pada saat saya berkunjung ada seorang nenek berusia 73 tahun. Ia menghadapi banyak kesulitan saat menunaikan shalat Tawaf dan Sai.

Di tengah keterpurukan sang nenek, datanglah petugas dari Departemen Persahabatan Lansia dan Penyandang Cacat. Petugas segera menolong nenek tersebut, mengangkatnya ke kursi roda dan mengeluarkannya dari Ruang Perawatan Lansia, salah satu inovasi yang diterapkan Kementerian Agama RI dalam pelayanan.

“Saya sangat terkesan dengan bantuan tim petugas, mereka tidak hanya membantu saya secara fisik, tetapi juga memberikan saya semangat dan motivasi,” ujar sang nenek sambil berlinang air mata.

Perasaan dan air mata nenek saya sampai ke hati saya. Ini seperti pesan dan renungan bagi saya bahwa haji bukan hanya tentang ritual dan doa tapi juga tentang cinta dan kasih sayang.

Para petugas telah menunjukkan kepada kita bahwa mereka melakukan tugasnya secara profesional dan manusiawi.

Kisah inspiratif haji mengingatkan kita semua bahwa haji bukan hanya tentang diri sendiri, tapi juga tentang membantu orang lain. Hendaknya kita saling membantu dan mendukung agar setiap orang dapat menunaikan ibadah haji dengan khusyuk dan nyaman.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada petugas haji atas dedikasi dan keahliannya. Mereka menunjukkan kepada kita bahwa haji bukan sekedar ritual dan doa, tapi juga keikhlasan dan kasih sayang.

Tahun ini, jumlah jemaah lansia asal Indonesia mencapai 45 ribu orang, dan total jemaah haji bertambah menjadi 241 ribu orang. Hal ini memerlukan pelayanan yang lebih baik dan inovatif dari petugas haji Indonesia.

Tugas Kemenag Tingkatkan Pelayanan Haji Kemenag terus berbenah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji. Salah satu upayanya adalah dengan meluncurkan layanan pengaduan berbasis digital bernama Kawal Haji. Layanan ini diharapkan dapat membantu jamaah untuk lebih mudah menyampaikan kesedihannya.

Komitmen Kementerian Agama dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji patut diapresiasi. Pembuatan ratusan aplikasi haji merupakan langkah yang baik untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas layanan.

Saya berharap layanan digital ini kedepannya dapat dikembangkan dan diperluas agar memberikan manfaat yang lebih besar kepada jamaah haji.

Upaya Kementerian Agama membuka layanan “Pengantar Jamaah” diharapkan dapat membantu jamaah menyampaikan keluh kesahnya dengan lebih mudah dan mendapatkan solusi yang lebih cepat.

Demikian dilansir Vibovo Prasetyo, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi. Ia mengatakan, peluncuran aplikasi Kawal Haji ini mengikuti arahan Menteri Agama Yagut Cholil Goumas agar ibadah haji tahun 2024 menjadi pelayanan terbaik dibandingkan tahun sebelumnya.

Isi dari aplikasi ini adalah untuk memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat, komunitas, keluarga masyarakat di tanah air sehingga dapat memastikan atau memantau secara langsung pelaksanaan ibadah haji.

Manfaat bagi jemaah haji yang menggunakan aplikasi ini adalah dapat melaporkan berbagai permasalahan seperti akomodasi, konsumsi, transportasi dan segala dinamika terkait penyelenggaraan ibadah haji. Caranya cukup dengan memasukkan nomor paspor peserta haji pada aplikasi.

Selain itu, pihak berwenang juga bisa melonggarkan berbagai persyaratan terkait haji dan mencari solusinya.

Menurut saya, aplikasi Kawal Haji patut diapresiasi karena merupakan langkah transformasi digital Kementerian Agama untuk meningkatkan pelayanan haji.

Maka saya mengajak seluruh umat Islam untuk saling membantu dan mendukung agar ibadah haji semakin baik. Sehingga setiap orang mempunyai kesempatan menjadi tamu Allah dan menunaikan ibadah haji dengan khidmat dan damai. Aamiin, Rabbal Alamin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *