Problematika Pendidikan dan Pembangunan di Indonesia

Candra Fajri Ananda

Staf Khusus Kementerian Keuangan RI

Pendidikan merupakan faktor terpenting bagi kemajuan suatu bangsa. Sebagai pilar yang memperkuat setiap aspek kehidupan, pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan kemajuan ekonomi, sosial, dan politik. Tanpa pendidikan yang baik, suatu bangsa akan kesulitan mencapai puncak kejayaannya dan bersaing di kancah dunia.

Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM), yang merupakan aset terpenting bagi pembangunan suatu bangsa. Ibarat sebuah rumah yang membutuhkan landasan kokoh untuk berdiri kokoh, maka suatu negara memerlukan sumber daya manusia yang mengetahui, memahami dan mempunyai semangat juang yang tinggi untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan yang berkesinambungan.

Negara-negara maju seperti Finlandia, Singapura dan Jepang telah membuktikan bahwa investasi besar-besaran di bidang pendidikan berhubungan langsung dengan kemajuan ekonomi dan sosial yang mereka capai. Pendidikan yang baik memungkinkan orang untuk berpikir kritis, berinovasi dan beradaptasi terhadap perubahan teknologi yang cepat, yang semuanya diperlukan di dunia saat ini. Oleh karena itu, dalam rangka pembangunan bangsa, pendidikan menjadi penting untuk menentukan langkah-langkah yang dapat diambil negara untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan.

Dalam perkembangannya, pendidikan di dunia selalu mengalami perbedaan yang signifikan, terutama antara negara maju dan negara berkembang. Di negara berkembang, pendidikan ditandai dengan peralatan yang lengkap, teknologi modern, dan tenaga pengajar yang unggul untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang unggul.

Kurikulum pendidikan dan akses pendidikan yang fleksibel dan mudah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas memastikan setiap anak mempunyai kesempatan untuk berkembang secara maksimal. Sebaliknya, di negara-negara berkembang, banyak sekolah menghadapi keterbatasan sumber daya, keterbatasan peralatan, dan guru yang kurang terlatih.

Akses terhadap pendidikan seringkali terhambat oleh faktor ekonomi, geografis dan sosial, sehingga banyak anak putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akibatnya, ketimpangan tersebut tidak hanya terkait dengan kualitas pendidikan yang diterima, namun juga pada hasil akhir, dimana lulusan dari negara maju lebih siap bersaing di pasar tenaga kerja internasional termasuk lulusan dari negara berkembang.

Gambaran pendidikan di Indonesia

Pembagian pendidikan merupakan salah satu aspek pengembangan SDGs atau Tingkat Pembangunan Berkelanjutan (TPB). Selain itu, RPJMN 2020-2024 memuat pernyataan untuk meningkatkan penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas. Namun fakta menunjukkan bahwa permasalahan terkait pemerataan pendidikan masih terus terjadi, antara lain kurangnya penyediaan sistem pendidikan, kurangnya akses internet, dan perbedaan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.

Saat ini, kondisi menunjukkan bahwa pendidikan tinggi belum terjangkau oleh masyarakat umum. Pada tahun 2023, penduduk usia 15 tahun ke atas yang berpendidikan tertinggi mayoritas berasal dari SLTA/sederajat dengan persentase sebesar 30,22% pada bulan Maret 2023, disusul siswa sekolah lebih rendah/sederajat sebesar 24,62%, kemudian SLTP. Jenjang SMA/sederajat sebesar 22,74%.

Saat ini, lulusan SMA pada Maret 2023 hanya 10,15% saja. Artinya, banyak masyarakat Indonesia yang menyelesaikan pendidikan hingga SD dan SMA.

Oleh karena itu, tidak heran jika tingkat pendidikan Indonesia pada tahun 2023 berada pada peringkat 67 dari 209 negara di dunia. Indonesia berada di peringkat berikutnya setelah Albania di peringkat 66 dan Serbia di peringkat 68.

Tren ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan sektor penting yang perlu segera dibenahi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa. Sedangkan setiap anak sekolah terikat undang-undang untuk memperoleh pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 UUD 1945.

Pernyataan: “Setiap warga negara mempunyai hak atas pendidikan. Selain itu, tanggung jawab Pemerintah untuk berinvestasi di bidang pendidikan terdapat dalam UUD 1945, Pasal 31 ayat 2. Setiap warga negara untuk menempuh pendidikan dasar dan Pemerintah harus menyediakan dana.”

Pendidikan yang layak merupakan hak seluruh rakyat Indonesia, dan merupakan landasan kokoh untuk membangun bangsa yang maju. Di Indonesia, penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab penting dari dua sektor besar, yaitu pemerintah dan sektor swasta. Sektor pendidikan publik di Indonesia bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah bagi seluruh warga negara.

Program pendidikan yang diselenggarakan pemerintah bertujuan untuk menjamin pemerataan akses dan aksesibilitas bagi seluruh lapisan masyarakat. Sekolah negeri yang dikelola pemerintah harus menyediakan pendidikan gratis atau dengan biaya yang wajar sehingga setiap anak di negara ini dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan ekonomi yang berarti.

Selain kompleksitas perbedaan jenjang pendidikan, Indonesia saat ini juga menghadapi tantangan kualitas pendidikan yang jauh dari harapan akibat kesenjangan akses dan pendidikan antar daerah, ketimpangan distribusi sumber daya, dan kesenjangan pendidikan

Banyak sarjana. Mutu pendidikan Indonesia belum mengalami perbaikan yang signifikan, meskipun bekal pendidikan terus meningkat.

Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp665 triliun atau 20% dalam APBN 2024 Angka tersebut sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang memerintahkan pemerintah untuk menetapkan anggaran pendidikan. 20% dari total APBN.

Dalam perkembangannya, rendahnya tingkat pendidikan tersebut mengakibatkan masuknya sumber daya manusia ke dalam pasar kerja yang lemah. World Competitiveness Yearbook (WCY) tahun 2020 menempatkan daya saing SDM Indonesia pada peringkat 40 dari 63 negara hasil surveinya. Indonesia turun delapan peringkat dari tahun lalu.

Bank Dunia juga menghitung Indeks Modal Manusia (HCI) untuk menunjukkan peran pendidikan dan kesehatan dalam produktivitas masa depan. Pada tahun 2020, HCI Indonesia berada pada angka 0,54 dan menduduki peringkat ke-96 dari 175 negara. Sebab, pekerja dengan upah terendah adalah pekerja di dalam negeri. Di sisi lain, pengangguran di kalangan lulusan universitas meningkat secara signifikan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agustus 2023, angka pengangguran lulusan perguruan tinggi atau sederajat D3 ke atas mengalami peningkatan dari 4,76% menjadi 5,10%. Jika diteliti lebih lanjut, penduduk generasi muda berada pada kelompok umur 15-24 tahun, data BPS (2023) menunjukkan angka pengangguran sangat tinggi, hingga 19,40%. Jika kita bandingkan dengan 100 orang generasi muda yang bekerja, maka ada 19 orang yang menganggur.

Belajar dari negara-negara berkembang

Pendidikan merupakan faktor terpenting bagi kemajuan suatu bangsa. Dalam menghadapi tantangan global dan tuntutan era digital, Indonesia perlu memanfaatkan praktik terbaik sistem pendidikan di negara-negara maju untuk meningkatkan kualitas pendidikan di semua tingkatan, mulai dari SD, SMP, dan SMA.

Keberhasilan negara-negara yang menunjukkan standar tinggi dalam pendidikan dapat menjadi acuan bagi Indonesia untuk menciptakan generasi muda yang lebih kompetitif. Pada pendidikan tingkat dasar, banyak negara maju yang berhasil menerapkan metode pembelajaran baru dan menyenangkan.

Finlandia, misalnya, terkenal dengan pendekatannya terhadap kesejahteraan siswa dan pengajaran berkualitas. Di Finlandia, pendidikan dasar berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional, selain keterampilan akademik. Kelas dirancang menjadi lebih interaktif, dengan metode pengajaran yang dimodifikasi untuk mendorong kreativitas dan pemikiran kritis. Indonesia dapat menggunakan metode ini dengan memberikan pelatihan yang baik bagi para guru dan

Mengembangkan kurikulum yang sederhana dan relevan bagi siswa.

Pada level pendidikan tinggi, negara seperti Singapura menunjukkan pentingnya pengembangan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Melalui laboratorium yang lengkap dan program ekstrakurikuler yang kuat, pelajar Singapura siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan investasi pada lembaga pendidikan berkelanjutan dan memperkenalkan program STEM yang komprehensif sehingga siswa memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri modern.

Selain itu, pendidikan tinggi di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman dapat menjadi contoh yang baik bagi Indonesia dalam hal riset dan inovasi. Beberapa universitas di negara-negara tersebut tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan tetapi juga sebagai pusat penelitian untuk mempromosikan inovasi dan pengetahuan baru.

Universitas-universitas ini bekerja sama dengan dunia usaha dan pemerintah, menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan teknologi dan solusi berbagai permasalahan global. Oleh karena itu, Indonesia perlu memperkuat sektor pendidikan tinggi dengan meningkatkan pendanaan penelitian, memfasilitasi kolaborasi antara universitas dan dunia usaha, serta menggunakan sistem pendidikan dan pengembangan penelitian yang lebih fleksibel.

Negara-negara maju menunjukkan pentingnya partisipasi dan akses terhadap pendidikan. Negara-negara seperti Kanada dan Swedia memastikan bahwa semua anak – tanpa memandang status ekonomi atau sosial – memiliki akses terhadap pendidikan berkualitas.

Negara-negara ini menawarkan dukungan penuh bagi siswa berkebutuhan khusus dan memastikan tidak ada anak yang tertinggal. Indonesia dapat mencontohkan pendekatan ini dengan memperluas program pendidikan, meningkatkan infrastruktur di daerah terpencil, dan memastikan bahwa semua siswa menerima pendidikan yang layak mereka dapatkan.

Perkembangan.

Mengadopsi praktik-praktik terbaik dari negara-negara berkembang tidak berarti meniru praktik-praktik tersebut secara langsung, namun mengadaptasi dan mengintegrasikan berbagai hal agar sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal. Reformasi pendidikan harus didasarkan pada keberhasilan negara lain dalam budaya, nilai-nilai dan kondisi khusus Indonesia.

Belajar dari negara-negara maju melalui pendekatan yang sesuai dengan konteks Indonesia, diyakini bahwa sistem pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan generasi muda yang tidak hanya memiliki kecerdasan bisnis, namun juga memiliki keterampilan seumur hidup dan siap menghadapi tantangan yang datang. Upaya peningkatan mutu pendidikan di semua jenjang merupakan investasi terbaik bagi masa depan Indonesia dan daya saing global. Harapan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *