Profil Hassan Nasrallah, Sekjen Hizbullah yang Hobi Baca Memoar Tokoh Politik

BEIRUT – Mendengar nama Hassan Nasrallah mungkin sebagian orang sudah mengenalnya. Ia merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Baru-baru ini, Nasrallah mengklaim kelompoknya siap berperang habis-habisan dengan Israel. Ia juga mengancam tidak akan ada tempat aman di negara Yahudi jika terjadi perang besar.

Lalu siapa sebenarnya Hassan Nasrallah itu? Di bawah ini adalah ikhtisar profilnya yang dapat Anda baca.

Profil Hassan Nasrallah

Hassan Nasrallah dikenal sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah. Mengingat statusnya, ia sering dikatakan sebagai pejabat paling senior di grup.

Selain menjabat Sekretaris Jenderal Hizbullah, Nasrallah juga dikenal luas sebagai ulama Syiah terkemuka di Lebanon. Di mata para pengikutnya, ia dipandang sebagai sosok yang karismatik, cerdas, dan religius.

Mengutip Al Jazeera, Kamis (20/6/2024), Nasrallah lahir di Beirut Timur pada tahun 1960. Artinya, usianya kini sudah 64 tahun.

Nasrallah adalah anak tertua dari sembilan bersaudara. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi pemimpin agama.

Pada tahun 1975, keluarganya terpaksa mengungsi akibat perang saudara di Lebanon. Ia dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke tempat leluhurnya di Bazzouriieh, Lebanon Selatan.

Selama di lokasi barunya, Nasrallah bergabung dengan organisasi Syiah. Ketika ia tumbuh dewasa, ia mulai melakukan perjalanan untuk mencari pengalaman dan pengetahuan hingga ke Irak.

Pada tahun 1978, Nasrallah, bersama ulama dan mahasiswa Syiah lainnya, dianggap radikal oleh pemerintahan Baath. Terpaksa, dia harus meninggalkan Irak dan kembali ke Lebanon.

Sekembalinya, Nasrallah belajar dan mengajar di sekolah Syekh Abbas al-Musawi. Tahun berikutnya, Nasrallah dan Mousavi sempat menjadi pendukung Imam Ruhollah Khomeini dari Iran.

Sekitar tahun 1982, Nasrullah menyusul Mousavi ke sebuah organisasi bernama Hizbullah. Didukung oleh Iran, kelompok ini didirikan sebagai tanggapan terhadap invasi Israel ke Lebanon.

Seiring berjalannya waktu, kedekatan Nasrallah dengan Mousavi membuatnya menjadi sumber perhatian dalam organisasi. Pada tahun 1985, ia diangkat sebagai ketua dewan administratif Hizbullah dan anggota dewan syura.

Sehubungan dengan tugasnya, Nasrallah sering berkunjung ke Iran untuk berkonsultasi dan memperoleh informasi terkini mengenai perang Iran-Irak yang sedang berlangsung.

Pada Februari 1992, Mousavi yang merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hizbullah terbunuh bersama istri dan anaknya. Dia terbunuh dalam serangan udara Israel.

Saat berada di pemakaman, Nasrallah memberikan pidato yang semakin membuatnya dihormati. Rupanya, ia terpilih menggantikan Mousavi dalam peran Sekretaris Jenderal Hizbullah.

Di bawah kepemimpinan Nasrallah, Hizbullah mulai tumbuh semakin kuat dan berani. Kelompok ini bahkan memperoleh roket jarak jauh yang memungkinkannya menargetkan beberapa wilayah di Israel utara.

Meskipun Israel telah menarik diri dari Lebanon, Nasrallah dan Hizbullah terus melanjutkan permusuhan mereka terhadap negara Yahudi tersebut. Hingga saat ini, ia dikenal sebagai salah satu penentang keras negara Israel.

Beberapa kali Hizbullah dan Israel kembali terlibat pertempuran. Kelompok ini juga mendukung kelompok perlawanan lain yang memiliki musuh serupa, seperti Hamas di Palestina.

Dalam kesehariannya, Nasrallah senang membaca memoar tokoh politik. Dia bahkan membaca otobiografi Ariel Sharon dan Benjamin Netanyahu, A Place Under the Sun.

Seiring berjalannya waktu, Nasrullah dikenal luas sebagai pemimpin berpengaruh di Hizbullah. Tak hanya tampil dalam pidatonya saja, ia telah mengambil banyak keputusan penting bagi kelompoknya.

Di eranya, Hizbullah terbukti lebih kuat. Meski hanya sebuah organisasi, kelompok ini tidak takut dengan ancaman Israel yang didukung sekutu Baratnya.

Demikian sekilas profil mengejutkan Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *