Riwayat Karier Militer Suryo Prabowo, Jenderal TNI yang Saksikan Merah Putih Berkibar Terakhir di TimTim

JAKARTA – Nama Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Ia merupakan seorang prajurit dengan pengalaman tempur penuh di bidang operasional.

Baru-baru ini Pak Suryo Prabowo merilis buku berjudul ‘Membawa Provinsi Timor Timur Merdeka ke Negara Timor Leste’. Buku ini menceritakan kisahnya selama bertugas di Timor-Leste, yang saat itu dikenal dengan nama Timor Timur.

Seperti diketahui, Pak Suryo Prabowo saat masih aktif di militer pernah bertugas di Timor Timur. Meski menjadi saksi hidup di momen penyerahan Tai Timor Timur.

Lalu, seperti apa sebenarnya sepak terjang Suryo Prabowo semasa aktif di militer? Berikut kisah karyanya yang bisa Anda simak.

Sejarah Militer Suryo Prabowo Jenderal TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo adalah seorang purnawirawan perwira tinggi (pati) TNI Angkatan Darat. Ia sebelumnya dikenal sebagai lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1976.

Semasa menjalani pelatihan, Suryo berasal dari cabang infanteri Kopassus. Menariknya, prajurit kelahiran Semarang, 15 Juni 1954 ini berhasil menjadi wisudawan terbaik dan meraih penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.

Semasa kuliah di akademi militer, Suryo juga mengikuti pertukaran pelajar dari RMC (Royal Military College) Duntroon, Australia. Ia mengikuti berbagai kursus pelatihan, termasuk nubika (biologi dan kimia nuklir), penjinakan bom, dll.

Lulus Akademi Militer tahun 1976, Suryo menjabat Danton 3 Yonzipur 1/DD (1976-1977). Ia kemudian berubah menjadi Danton 1 Yonzipur 1/DD (1977-1979), Pasiops Yonzipur (1979-1981), Danki Yonzipur 1/DD (1981-1984) menjadi Pasi 2/Ops Yonzipur 1/DD (1984-1986). .

Beberapa waktu kemudian Suryo menjadi Danden Zipur 5/Dam XVII/Trikora (1989-1990). Setelah menjabat sebagai Kazi Kopassus (1991-1992) dan Danyon Zipur 10 (1992-1994), ia kemudian kembali ditugaskan untuk bertugas di Timor Timur.

Selama bertugas di Timor-Leste, Pak Suryo dipercaya dengan berbagai posisi yang sulit. Di antaranya Kasiops Korem 164/WD Timor Timur, Kasiintel Korem 164/WD Timor Timur, Kasiter Korem 164/WD Timor Timur, Kepala Staf Korem 164/WD Timor Timur hingga Wadanrem 164/WD Timor Timur.

Pada periode 1998-1999, Pak Suryo juga menjabat posisi yang sama sebagai Sekjen ABRI. Kemudian beralih ke Asintel Danpaspampres pada tahun 2000-2001.

Suryo Prabowo memecahkan bintang saat diangkat menjadi Wakil Komandan Paspampres (2001-2003). Beliau kemudian menjabat sebagai Dirjianbang Doktrin dan Lingstra Sesko TNI (2003-2004) di Kasdam III/Siliwangi (2004-2006).

Kariernya semakin sukses ketika diangkat menjadi Pangdam I/Bukit Barisan (2006-2007). Kemudian ia juga sempat menjabat sebagai Wakil Panglima TNI (2008-2011).

Puncak karir Suryo terjadi saat menjadi Kepala Staf Umum (Kasum) TNI. Jabatan tersebut dijabatnya pada 2011-2012 setelah menggantikan Marsdya Edy Harjoko.

Semasa berkarir di militer, Suryo Prabowo punya banyak pengalaman. Salah satu momen yang mungkin tidak akan pernah ia lupakan adalah saat ia bertugas di Timor Timur.

Seperti dijelaskan di atas, Suryo Prabowo bertugas di Timor Timur dan menduduki sejumlah jabatan tertentu. Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur KDH TKT-I Timor Timur sebelum referendum.

Suryo sendiri merupakan perwira TNI terakhir yang meninggalkan Timor Timur setelah wilayah tersebut memisahkan diri dari Indonesia. Sebagai prajurit yang tetap berada di sana, ia pun membawa dan mengemas bendera berwarna merah putih di kawasan itu.

Dalam proses pengibaran bendera tersebut dilakukan upacara militer sederhana. Upacara tersebut dihadiri oleh perwakilan UNTAET dan INTERFET (International Force for East Timor) pada tanggal 30 Oktober 1999. Singkat cerita, saat itu adalah berakhirnya kedaulatan Indonesia atas Timor Timur.

Demikian ulasan sejarah militer Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *