Rusia-Korut Teken Pakta Pertahanan, Sekjen NATO Kesal

OTTAWA – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg geram ketika Rusia dan Korea Utara menandatangani pakta pertahanan bersama.

Menurutnya, perjanjian pertahanan baru tersebut menunjukkan semakin berkembangnya koordinasi antar negara otoriter.

Stoltenberg menekankan pentingnya negara-negara demokratis dalam kesatuan.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani perjanjian dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang mencakup perjanjian pertahanan bersama, sebuah langkah yang mengakhiri kebijakan Moskow terhadap Pyongyang.

Stoltenberg mengatakan Korea Utara telah memasok amunisi dalam jumlah besar ke Rusia, sementara Tiongkok dan Iran memberikan dukungan militer kepada Moskow dalam perang melawan Ukraina.

“Kita perlu memahami bahwa kekuatan otoriter sedang meningkat. Mereka saling mendukung dengan cara yang belum pernah kita lihat,” ujarnya dalam diskusi panel saat kunjungan resmi ke Ottawa, seperti dikutip Reuters, Kamis (20/1). 06/2024).

“Semakin mereka memperkuat diri dalam rezim otoriter seperti Korea Utara dan Tiongkok, Iran, Rusia – maka semakin penting bagi kita untuk bersatu sebagai negara yang percaya pada kebebasan dan demokrasi,” kata NATO.

Menurutnya, semakin dekatnya kedekatan antara Rusia dan negara-negara Asia lainnya membuat penting bagi NATO untuk bekerja sama dengan sekutunya di Asia-Pasifik.

Ia menambahkan, oleh karena itu para pemimpin Australia, Jepang, Selandia Baru dan Korea Selatan telah diundang ke KTT NATO di Washington bulan depan.

Selain itu, Stoltenberg memperkirakan Kanada akan memenuhi target NATO yang membelanjakan 2% dari produk domestik bruto untuk pertahanan.

Pemerintahan Partai Liberal Kanada, yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk program sosial, hanya membelanjakan 1,37 persen PDB untuk militernya. Pada bulan April, mereka mengumumkan rencana untuk mencapai 1,76 persen pada tahun 2030.

“Anggota NATO lainnya mengkhawatirkan keseimbangan fiskal, mereka ingin mengeluarkan uang untuk kesehatan (dan) pendidikan,” katanya.

“Jika kita tidak bisa menjaga perdamaian, maka apapun yang kita lakukan di bidang kesehatan, perubahan iklim dan pendidikan, kita akan gagal,” jelasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *