Salut! Universitas Muhammadiyah Maumere Izinkan Mahasiswa Bayar UKT Pakai Hasil Bumi

SIKKA – Kontroversi SPP Tunggal (UKT) semakin memanas. Biaya pendidikan yang mahal menyebabkan mahasiswa menunjukkan tuntutannya untuk menolak kenaikan UKT.

Kontroversi biaya kuliah yang tinggi membuat Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) berpikir untuk mencari solusi agar tidak membebani mahasiswanya.

Akibatnya, mereka mengizinkan siswanya membayar biaya sekolah dengan menggunakan produk pertanian. Universitas Muhammadiyah Maumere mematok biaya pendidikan yang wajar bagi mahasiswanya, khususnya petani dan nelayan, agar bisa meraih gelar sarjana.

Menariknya, biaya kuliah di universitas ini tidak hanya bisa dibayarkan secara tunai, namun juga bisa berupa produk pertanian atau komoditas pertanian seperti kelapa, kemiri, pisang, cengkeh, coklat, dan kain ikat.

Sejak berdiri pada tahun 2013, perguruan tinggi Muhammadiyah ini telah menerapkan kebijakan angsuran biaya kuliah sebanyak tiga kali sepanjang semester, yaitu sebelum memulai perkuliahan, pada saat Ujian Tengah Semester (UTS), dan pada saat Ujian Akhir Semester (UAS).

Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere Erwin Prasetyo mengatakan pada tahun 2018 ini ada mahasiswa yang mengeluh tidak mampu membayar biaya pendidikan. Mahasiswa mendatanginya dan berbicara dengan pembuat kebijakan.

Keputusan tersebut diambil dengan mengarahkan mahasiswa untuk membawa hasil bumi dari kebunnya ke kampus. “Kampus membantu penjualan hasil pertanian kepada civitas akademika Universitas Muhammadiyah Maumere,” kata Erwin, Senin (27/5/2024).

Di luar dugaan, pihak kampus justru bisa membantu memasarkan barang-barang dengan harga tinggi sehingga hasilnya bisa digunakan untuk biaya kuliah. Sistem ini akhirnya diterapkan hingga saat ini. Nyatanya, kebijakan ini sangat meringankan beban mahasiswa.

“Hampir setiap tahun ada mahasiswa yang membayar SPP dan membawa hasil pertanian ke kampus. “Selain hasil panen dari kebun, ada juga yang membawa hasil laut dan tenun ikat,” kata Erwin.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Maumere, Yulianus Patrik Nago mengatakan, kebijakan kampus yang membayar SPP dengan menggunakan hasil pertanian dan kelautan sangat membantu dan mengurangi biaya SPP bagi mahasiswa kurang mampu.

“Sangat membantu, dan kebijakan ini sangat bermanfaat bagi kami warga yang kurang mampu. Intinya dengan produk pertanian kita masyarakat Indonesia Timur bisa mendapatkan pendidikan yang baik, bahkan mendapatkan gelar sarjana,” kata Sikka, salah satu warga.

Kampus Muhammadiyah Maumere juga biasanya menerima beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) secara berkala untuk ceramah dan aspirasi wakil-wakil terpilih. Selain itu ada beasiswa LAZISMU yang berasal dari Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *