Sekutu AS Ini Sebut China Dorong Deindustrialisasi di Uni Eropa

JAKARTA – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menuding kebijakan Tiongkok mendorong deindustrialisasi di Eropa. Karena itulah von der Leyen ingin membicarakan masalah ini dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang sedang berkunjung ke Eropa.

Presiden Xi Jinping tiba di Prancis pada hari Minggu sebagai bagian dari perjalanan enam hari ke tiga negara Eropa, kunjungan pertamanya sejak 2019. Von der Leyen mengatakan dia akan menggunakan kesempatan ini untuk membahas ketidakseimbangan perdagangan antara UE dan UE. Tiongkok saat ini.

“Tiongkok saat ini memproduksi lebih banyak barang bersubsidi daripada menjualnya karena lemahnya permintaan dalam negeri. Hal ini menyebabkan kelebihan pasokan barang-barang bersubsidi Tiongkok seperti mobil listrik dan baja, sehingga menyebabkan perdagangan tidak adil,” ujarnya, seperti dilansir Russia Today. Selasa (07/05/2024).

“Eropa tidak dapat menerima praktik-praktik yang mendistorsi pasar yang dapat menyebabkan deindustrialisasi di Eropa,” tambah von der Leyen.

Dalam beberapa minggu terakhir, otoritas UE telah meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan praktik tidak adil yang dilakukan Tiongkok, termasuk pembatasan pasokan peralatan medis Eropa ke pasar negara Asia dan subsidi kepada perusahaan Tiongkok yang membuat turbin angin, mobil listrik, dan kereta api.

Sebaliknya, Tiongkok meluncurkan penyelidikan anti-dumping terhadap cognac yang diimpor dari UE, khususnya yang berdampak pada eksportir Perancis. Meniru judul investigasi ini dianggap sebagai pembalasan terhadap proteksionisme.

Von der Leyen mendesak “mengurangi risiko” perdagangan dengan Tiongkok. Namun, ia tidak mendukung pemisahan diri dari kekuatan ekonomi terbesar di Asia. Seperti diketahui, negara-negara anggota Uni Eropa sebagian besar telah memisahkan perekonomiannya dari Rusia dalam bentuk sanksi Moskow akibat konflik di Ukraina. Namun, hal ini menghalangi akses Eropa terhadap gas murah dari Rusia, yang pada gilirannya berdampak pada industri energi Eropa Barat.

Dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh pers Perancis menjelang kunjungan tersebut, Xi mengatakan Beijing siap untuk mencapai “perspektif baru” dalam hubungan dengan negara tersebut. Ia menulis: “Prancis melanjutkan reindustrialisasi berdasarkan inovasi ramah lingkungan, sementara Tiongkok mempercepat pengembangan kekuatan produksi baru yang berkualitas tinggi.”

Setelah Prancis, Xi akan mengunjungi Hongaria, anggota Uni Eropa, dan Serbia, negara non-anggota yang bersahabat dengan Rusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *