Senator Filep Puji PBD Gelontorkan Rp100 Miliar untuk Perguruan Tinggi, Minta Pemprov Lain di Papua Ikuti

PAPUA – Senator Papua Barat, Ph.D. Filep Wamafma mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mengalokasikan Dana Khusus (Otsus) sebesar total 100 miliar kepada seluruh perguruan tinggi di perbatasan. Anggaran tersebut telah ditetapkan dan akan diumumkan oleh Pj Gubernur Papua Barat pada puncak perayaan Hari Pendidikan pada 2 Mei 2024.

“Saya berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya yang telah mengalokasikan Dana Khusus sebesar Rp100 miliar untuk membiayai seluruh kamp di Papua Barat Daya. Kebijakan ini merupakan wujud nyata pelaksanaan kekuasaan UU Khusus, khususnya di bidang ​​pendidikan,” ujarnya dalam postingan tersebut, Senin (22 April 2024).

Selain itu, Filep Wamafma juga mengapresiasi kebijakan yang dilakukan Gubernur Papua Barat Daya dalam mempublikasikan informasi pengelolaan APBD dari Dana Khusus (Otsus), khususnya di bidang pendidikan untuk menjamin pendidikan Universitas.

Transparansi pengalokasian Kewenangan Khusus Pemprov PBD sudah tepat. Karena masyarakat mengharapkan keterbukaan informasi mengenai pengelolaan anggaran khusus. Juga karena masih banyak anak-anak Māori yang tidak mengenyam pendidikan universitas,” ujarnya.

Padahal, LLDIKTI Wilayah saat ini angka partisipasi pendidikan tinggi di Tanah Air sudah mencapai 35%. Oleh karena itu, kebijakan ini akan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas kepada anak-anak Papua dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk masa depan Papua, ”ujarnya. melanjutkan.

Tak hanya itu, Ketua Komite I DPD RI juga melihat Pemprov PBD bersedia mengalokasikan dana khusus untuk pendidikan. Diketahui, pada tahun 2023, Pemprov PBD akan mengalokasikan dana pendidikan senilai VND 11,1 miliar kepada enam universitas dan satu fasilitas di Sorong sebagai bentuk kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di wilayah tersebut.

Sebelumnya, empat lembaga pendidikan di Provinsi Papua Barat Daya (PBD) mendapat dana hibah pendidikan sebesar $3,5 miliar dari Pemerintah Provinsi Papua Barat Selatan (Pemprov PBD). Keempat organisasi tersebut adalah Yayasan Pendidikan Kristen (YPK), Yayasan Pendidikan dan Sekolah Katolik (YPPK), Yayasan Pendidikan Masehi Advent Hari Ketujuh, dan Yayasan Pendidikan Islam (Yapis).

Selain itu, Pemprov PBD juga memberikan dukungan berupa bantuan pendidikan kepada pelajar yang mencapai kualifikasi 80% Maori Papua dan 20% non-Maori.

Menurut Dr Filep Wamafma, pelaksanaan penyaluran bantuan ini menunjukkan bahwa Pj Gubernur Papua Barat memahami kekuatan kebijakan khusus di Papua, khususnya penyaluran kebijakan tersebut pada sektor pendidikan. Provinsi Papua lainnya diharapkan dapat menerapkan kebijakan dan konsistensi yang sama seperti yang ditunjukkan oleh Pemprov PBD sebagai provinsi terkecil.

“Tentunya masyarakat dari provinsi lain, seperti Provinsi Papua Barat yang merupakan provinsi pusat, mengharapkan perhatian lebih dari adanya alokasi khusus bidang pendidikan. Sebagai senator, masyarakat kerap mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan dan hal tersebut. menjadi hambatan bagi anak-anak mereka untuk mengakses pendidikan tinggi dengan adanya dokumen kajian kebijakan pemerintah,” jelasnya.

“Apalagi jumlah perguruan tinggi di Papua Barat sangat sedikit dibandingkan dengan provinsi Papua Barat. Padahal, semakin kecil wilayahnya maka semakin kecil pula cakupan tanggung jawabnya sehingga harus sesuai dengan besaran pembiayaan yang dialokasikan. “Pemprov Papua Barat harus menciptakan kondisi yang lebih mudah untuk menerapkan kebijakan ini,” jelasnya.

Filep yang kembali terpilih bekerja di DPD RI kemudian mengingatkan soal besaran dana yang dialokasikan untuk bidang pendidikan, yakni 30% dari Dana Khusus dan 35% dari DBH Migas. Komandonya harus fokus pada sektor pendidikan. Selain menjalankan otonomi mandiri, dukungan pendidikan juga menjadi investasi besar ke depan dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas di Papua.

“Saya berharap pemerintah dan DPR Provinsi Papua Barat serta Kongres Kemerdekaan memahami pelaksanaan Kemerdekaan di bidang pendidikan, karena pendidikan adalah investasi masa depan.” untuk kesejahteraan masyarakat tapi penguatan sumber daya manusia tidak didukung, bagaimana kita bisa bicara sumber daya manusia jika pemimpin daerah tidak merancang kebijakan, mendukung pendidikan untuk universitas atau pendidikan itu sendiri,” kata Filep.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *