Sepenggal Cerita Ratu Kelelawar di Balik Sejarah Panjang Pendirian RS Mata Achmad Wardi Serang

MUNGKIN belum banyak yang tahu kalau di Kota Serang, Provinsi Banten, terdapat Rumah Sakit (RS) yang khusus memberikan pelayanan dan kesehatan mata berbasis endowmen, pertama di Indonesia bahkan di seluruh dunia.

Baca juga: Foto Manfaat Pembagian Hewan Kurban di Dompet Dhuafa di Komunitas Terpencil Banten

Rumah Sakit Mata Achmad Wardi – nama rumah sakit yang dimaksud, terletak di atas tanah wakaf milik keluarga KH Achmad Wardi yaitu Jl Raya Taktakan Km 1, Desa Lontar Baru, Kabupaten Serang, Banten. Tanah wakaf ini dititipkan kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI) sebagai nazhir (pihak yang menerima harta wakaf dari wakif untuk diurus dan dikembangkan sesuai peruntukannya), dan pengelolaannya dilakukan dari Yayasan Dompet Dhuafa.

Diketahui, KH Achmad Wardi merupakan salah satu ulama dan tokoh politik di Banten yang cukup dikenal masyarakat dari berbagai kalangan. Sebagai pengajar masyarakat di Kota Serang, Achmad Wardi menjadi wadah bertanya tentang permasalahan sosial sehari-hari dan ilmu agama, khususnya tentang fikih ibadah dan fikih muamalah.

Banyak pemikiran dan kontribusi Abah Wardi – begitu beliau kerap disapa, di dunia politik dan sosial. Salah satunya niat membangun Madrasah Darul Ulum untuk masyarakat Banten, di atas tanah milik Kota Serang.

Direktur Utama Rumah Sakit Mata Achmad Wardi, Dr. Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH,

FISQua, SCL (kanan) menjelaskan kepada wartawan tentang layanan medis VIP

Di RS Mata Achmad Wardi.

Namun sayang, sekolah yang dibangun sekitar tahun 1973 itu tidak dapat terealisasi karena berbagai kendala. Pada tahun 2018, niat mulia Abah Wardi untuk masyarakat Banten akhirnya terwujud dengan berdirinya Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang terletak tepat di atas sekolah rintisan yang ia dirikan empat dekade lalu.

Sepenggal sejarah mengiringi perjalanan panjang pembangunan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang diresmikan operasinya pada tanggal 21 April 2018. Konon pondasi tanah dan bangunannya sudah tua dimana dulu rumah sakit tersebut berada. lama terbengkalai dan menjadi sarang kelelawar.

“Ada rumput liar yang tumbuh di sekitar bangunan tua ini yang tingginya dua kali lipat tubuh manusia. Saat hendak dibongkar, bangunan tua ini menjadi sarang kelelawar. “Jadi kelelawarnya harus kita hilangkan dulu,” kata Branch General Manager dan Mitra Pengelola Zakat (MPZ) Dompet Dhuafa, Bobby P Manullang saat ngobrol santai dengan beberapa wartawan, di Aula RS Mata Achmad Wardi, Serang, Banten, Rabu (5/6/2024).

Baca Juga: Atasi Masalah Kelaparan, Dompet Dhuafa Luncurkan Kampanye Pelaporan Kelaparan

Bobby yang tergabung dalam tim penilai awal pembangunan RS Mata Achmad Wardi mengatakan, dibutuhkan waktu tiga bulan untuk menghilangkan kelelawar tersebut. Pasalnya, kelelawar yang diusir karena merokok kembali ke gedung yang hendak dibongkar, dan hal serupa terulang kembali.

Menurut Bobby, sebagian kelelawar yang digusur sudah berpindah sarang ke rumah warga sekitar. Karena itu, warga protes dan marah. Setelah diberitahu bahwa kelelawar yang hidup berkoloni itu seperti lebah yang artinya mempunyai ratu atau induk, maka Dompet Dhuafa punya trik untuk mengusir kelelawar tersebut.

“Ternyata kecuali ratunya diusir atau dipindahkan, koloni kelelawar tidak akan pergi. Akhirnya kami menemukan ratu kelelawar yang ukurannya sangat besar, seukuran tangan orang dewasa. “Setelah ratu diusir, kami hancurkan. bangunannya tua, lalu kelelawarnya tidak pernah kembali lagi,” kata Bobby.

Obrolan santai bersama wartawan di bangsal RS Mata Achmad Wardi, Serang,

Provinsi Banten, Rabu (5/6/2024).

Setelah berhasil mengusir kelelawar, bukan berarti pembangunan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi berjalan mulus. Banyak kendala yang perlu diselesaikan secara individu, terutama dari segi fasilitas dan pendanaan. Padahal, pada awalnya rumah sakit yang dibangun ini tidak diperuntukkan bagi mata, melainkan untuk melayani kesehatan ibu dan anak (RSIA).

Setelah dilakukan kajian mendalam, kelompok tersebut akhirnya sepakat bahwa rumah sakit yang dibangun hanya akan melayani kesehatan dan perawatan mata. Alasan mendasar didirikannya rumah sakit khusus mata ini adalah karena banyaknya rumah sakit untuk pengobatan umum, dan banyak juga tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan klinik di Serang.

“Apalagi saat itu saya juga berpikir persiapannya akan sangat rumit jika kita ingin membangun rumah sakit umum. “Banyak kebutuhan, pendanaan, dan berbagai fasilitas yang harus disediakan,” kata Bobby.

Khusus dari segi pendanaan, menurut Bobby, pembangunan RS Mata Achmad Wardi terbantu oleh besarnya antusiasme para wakif serta nazhir BWI dan Dompet Duafa. Ada pula nazhir institusi seperti swasta dan BUMN yang kompak menyerahkan harta wakafnya untuk pembangunan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi.

“Alhamdulillah, berkat dukungan banyak pihak khususnya nazhir BWI dan Dompet Duafa, akhirnya berdirilah RS Mata Achmad Wardi. Diharapkan RS Mata Achmad Wardi terus berkembang dan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. rumah sakit mata pertama berbasis wakaf,” ujarnya.

Diketahui Rumah Sakit Mata Achmad Wardi merupakan satu-satunya Rumah Sakit di Provinsi Banten yang menggunakan teknik bedah tanpa jahitan dan menggunakan peralatan medis terkini dengan pelayanan Vitreoretina dan Cataract Center yang unggul. Selain itu, RS Mata Achmad Wardi juga telah membuka Unit Gawat Darurat (IGD) untuk pelayanan kesehatan umum, serta fasilitas Retina dan Glaukoma Center.

Bahkan, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi yang kini menjadi rumah sakit mata rujukan dengan persyaratan lengkap, menjadi tempat pendidikan dan praktik bagi mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan dokter spesialis mata.

Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi, Dr. Pradipta Suarsyaf, MMRS, FRSPH, FISQua, SCL mengungkapkan saat ini dokter spesialis mata yang berpraktik di RS Mata Achmad Wardi berjumlah 9 orang dan telah melayani dua belas ribu pasien, 85% diantaranya merupakan Peserta BPJS.

Tak hanya itu, selama tujuh tahun berdirinya, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga rutin menyelenggarakan berbagai program sosial, seperti edukasi kesehatan mata, operasi katarak gratis, pemberian kacamata gratis, serta operasi retina dan glaukoma gratis bagi masyarakat kurang mampu. .

Karena merupakan rumah sakit mata rujukan, maka segala manfaat menginap di RS Mata Achmad Wardi tidak hanya dapat dirasakan oleh masyarakat Kota Serang, Banten, namun seluruh Indonesia.

“Seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan fasilitas ini. Khususnya para mustahik yang dulunya memiliki gangguan penglihatan sehingga terhambat aktivitasnya, kini bisa melihat dengan jelas,” pungkas Prapdita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *